Jum'at, 19/04/2024 21:39 WIB

Indonesia Turun ke Kelas Menengah Bawah Versi Bank Dunia, Media Singapura Paparkan Analisa

Jumlah korban kemungkinan akan lebih buruk jika Indonesia tidak mengeluarkan banyak uang

Neraca Perekonomian (ilustrasi)

Jakarta, Jurnas.com- Indonesia saat ini tergolong sebagai negara kelas menengah bawah atau lower middle income dalam klasifikasi yang dibuat Bank Dunia.

Indonesia mengalami penurunan dibanding sebelumnya, yakni sebagai negara kelas menengah atas. Penurunan ini terhitung sejak 1 Juli 2021.

Laporan Bank Dunia, assessment mutakhir mencatat gross national income (GNI) per kapita Indonesia pada 2020 turun menjadi 3.870 dolar AS.

Padahal tahun lalu, Indonesia berada level atas negara berpendapatan menengah atas dengan GNI atau pendapatan nasional bruto sebesar 4.050 dolar AS per kapita.

“Indonesia saat ini sejajar dengan Belize, Iran, dan Samoa. Sedangkan Panama, Mauritius dan Romania juga mengalami turun peringkat dari negara high class menjadi negara upper middle income atau negara berpendapatan menengah atas,” demikian laporan Bank Dunia.

Bank Dunia mengungkapkan Indonesia, Mauritius, Rumania, dan Samoa sangat dekat dengan ambang batas klasifikasi pada tahun 2019. Semuanya mengalami penurunan Atlas GNI per kapita akibat Covid-19, yang mengakibatkan klasifikasi lebih rendah pada 2020.

Bank Dunia telah mengubah klasifikasi GNI untuk menentukan peringkat tiap negara. Adapun klasifikasi berubah karena setiap negara, faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar, dan pertumbuhan penduduk mempengaruhi GNI per kapita.

Pada 2019, klasifikasi GNI negara low income pada level 1.035 dolar AS, lower middle income pada level 1.035 dolar AS sampai 4,045 dolar AS, upper middle income pada level 4.046 dolar AS sampai 12.535 dolar AS, dan high income level lebih dari 12.535 dolar AS.

Pada 2020 berubah, low income pada level 1.046 dolar AS, lower middle income pada level 1.046 dolar AS sampai 4,095 dolar AS, upper middle income pada level 4.095 dolar AS sampai 12.695 dolar AS, dan high income pada level lebih dari 12.695 dolar AS.

Terkait hal ini, media berbasis di singapura, The Straits Times membuat artikel berjudul "Indonesia loses prized upper-middle income status amid Corona virus pandemic" yang menyoroti bagaimana perekonomian Indonesia sangat terpukul akibat pandemi Covid-19 yang sudah 1,5 tahun terjadi.

Dikatakan bahwa wabah virus corona terbesar di Asia Tenggara membalikkan peningkatan kemiskinan dan lapangan kerja.

Bank Dunia menurunkan status Indonesia ke status pendapatan menengah ke bawah per 1 Juli, dengan pendapatan nasional bruto (PNB) per kapita sebesar US$3.870 (S$5.236).

Negara ini telah lulus ke status pendapatan menengah-atas tahun lalu dengan GNI per kapita US$4.050, pertama kalinya di band itu sejak peringkat kembali ke 1988.

“Pandemi telah menciptakan pertumbuhan ekonomi negatif di hampir semua negara, termasuk Indonesia pada tahun 2020," demikian dijelaskan. 

"Penurunan pendapatan per kapita Indonesia merupakan konsekuensi yang tidak dapat dihindari,” kata Kepala Kebijakan Fiskal Febrio Kacaribu. 

Produk domestik bruto menyusut 2,1 persen tahun lalu karena ekonomi mengalami resesi pertama sejak Krisis Keuangan Asia lebih dari 20 tahun lalu.

Presiden Joko Widodo telah menjadikan salah satu tujuannya untuk mengeluarkan Indonesia dari apa yang disebut "perangkap pendapatan menengah", sebagian besar dengan mengembangkan infrastruktur dan merayu investasi asing langsung.

Kemudian pandemi melanda, menutup bisnis dan menyebabkan pemotongan gaji dan kehilangan pekerjaan. Hal itu menyeret sebanyak 2,75 juta lebih orang Indonesia di bawah garis kemiskinan hingga September lalu.

Upaya negara itu untuk mempertahankan tingkat kemiskinan satu digit selama tiga tahun terakhir hancur karena angka itu naik menjadi 10,19 persen dari 9,22 persen tahun sebelumnya, menurut data pemerintah.

Jumlah pengangguran meningkat menjadi 8,75 juta pada Februari, dengan pandemi membuat 1,6 juta orang kehilangan pekerjaan mereka.

Jumlah korban kemungkinan akan lebih buruk jika Indonesia tidak mengeluarkan banyak uang untuk mendukung rumah tangga dan bisnis, kata Kacaribu.

Program-program tersebut, yang meliputi bantuan tunai, insentif dan pembiayaan, menciptakan sebanyak 2,6 juta pekerjaan dari September hingga Februari 2021, tambahnya.

Bank Dunia memperkirakan tingkat kemiskinan Indonesia bisa mencapai 11,8 persen tahun lalu - tambahan 5 juta orang miskin - apabila tidak ditopang anggaran stimulus.

KEYWORD :

Bank Dunia pengangguran kelas menengah bawah perekonomian Joko Widodo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :