Jum'at, 26/04/2024 00:39 WIB

DPR Ingatkan Pemerintah, Jangan Buru-Buru Buka Keran Impor Tabung Oksigen

Pemerintah harus mengoptimalkan produksi tabung oksigen dalam negeri dan tidak terburu-buru membuka opsi impor. Ada baiknya, penanggulangan pandemi disinergikan dengan upaya menggerakan sektor industri dan ekonomi masyarakat.

Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS, Mulyanto. (Foto: Dok. Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Pemerintah harus mengoptimalkan produksi tabung oksigen dalam negeri dan tidak terburu-buru membuka opsi impor. Ada baiknya, penanggulangan pandemi disinergikan dengan upaya menggerakan sektor industri dan ekonomi masyarakat.

Hal itu sebagaimana diutarakan Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI, Mulyanto kepada wartawan, Selasa (6/7).

"Kemarin sudah bagus kita mengirim gas oksigen ke India. Masak sekarang kita ingin impor. Padahal bibir kita belum kering benar membahas masalah itu," terangnya,

Mulyanto menyebutkan impor itu ibarat “perceraian” dalam rumah tangga. Tidak diharamkan namun dibenci. Tidak boleh sembarangkan dibuka kecuali darurat dan sangat memaksa. 

"Kemarin sudah bagus kita mengirim gas oksigen ke India. Masak sekarang kita ingin impor. Padahal bibir kita belum kering benar membahas masalah itu," jelasnya.

Mulyanto menerangkan, yang harus dilakukan pemerintah adalah melakukan analisis supply-demand yang akurat dan mengoptimalkan produk domestik. Jangan karena sedang dalam situasi sempit, pemerintah kemudian membuka keran impor. Kebijakan seperti Ini adalah hal yang ditunggu-tunggu oleh mafia impor.

Anggota Komisi VII DPR RI ini juga meminta pemerintah memutakhirkan data produksi domestik yang ada di dalam negeri. Juga perlu ditinjau kebijakan alokasi gas oksigen untuk sektor kesehatan dan sektor industri.  

Apabila sektor kesehatan masih kurang, pemerintah bisa meningkatkan saja kuotanya menjadi lebih dari 60%.  Bahkan, jika perlu menjadi 80% kuota gas oksigen.

"Sangat logis kalau di tengah pandemi Covid-19 yang memuncak seperti sekarang ini, kuota gas oksigen untuk sektor kesehatan kita tingkatkan dan prioritaskan. Kita semua akan mendukung opsi kebijakan tersebut," kata legislator asal Tangerang ini.

Hal lain yang juga tidak kalah pentingnya adalah aspek pengawasan, baik dalam tahapan produksi maupun jaringan distribusi. Pemerintah, melalui aparat pengawasannya, perlu memastikan, bahwa tidak ada penimbunan tabung gas oksigen yang menyebabkan kelangkaan tersebut.  

Mulyanto mewanti-wanti jangan sampai ada pihak yang tidak bertanggung-jawab yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. "Ini sangat kita khawartirkan. Dan ini bukanlah sesuatu hal yang mustahil terjadi," ujar Mulyanto.

Menyusul kasus kelangkaan tabung dan isi gas oksigen yang mengakibatkan 63 orang pasien Covid-19 meninggal di RS Sardjito Yogyakarta, beredar kabar bahwa Kementerian Perindustrian tengah mempertimbangkan untuk membuka keran impor tabung gas oksigen.

Kementerian Perindustrian beralasan, jika kebutuhan terus meningkat dan melewati kemampuan mereka, maka harus dicari tabung gas dari sumber lain. Rencana impor tabung gas oksigen tersebut masih dalam tahap diskusi dengan pihak terkait.

KEYWORD :

Warta DPR Komisi VII DPR Oksigen PKS Mulyanto Impor Covid-19




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :