Kamis, 18/04/2024 10:24 WIB

KPK Dorong Percepatan Sertifikasi Aset PLN di DKI Jakarta

Dalam rapat yang digelar secara virtual itu, KPK bekerja sama dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) pada hari ini, Senin (5/7).

Gedung KPK

Jakarta, Jurnas.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendorong percepatan sertifikasi aset tanah milik PT Perusahaan Listrik Negara (PT PLN) (Persero) di wilayah DKI Jakarta. Salah satunya dengan menggelar rapat monitor dan evaluasi (monev).

Dalam rapat yang digelar secara virtual itu, KPK bekerja sama dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) pada hari ini, Senin (5/7).

Melalui rapat itu, KPK berharap dapat menghidupkan kembali semangat kerja sama yang baik antara PT PLN dengan Kanwil BPN Provinsi DKI Jakarta. Sehingga, proses sertifikasi aset-aset tanah milik PT PLN di wilayah DKI Jakarta dapat dilakukan dengan cepat dan biaya yang minimal.

“Program sertifikasi tanah merupakan salah satu bentuk pengamanan aset. Ketiadaan sertifikat atas tanah-tanah milik kementerian/lembaga, pemda dan BUMN/BUMD akan meningkatkan potensi sengketa dengan pihak ketiga dan berujung kepada hilangnya aset negara,” kata Direktur Koordinasi dan Supervisi Wilayah II Yudhiawan Wibisono dalam keterangannya, Senin.

Selain itu, lanjut Yudhiawan, KPK melalui Kedeputian Koordinasi dan Supervisi memberikan perhatian terhadap program percepatan sertifikasi aset tanah baik di kementerian/lembaga, pemda maupun BUMN. Program sertifikasi tanah ini selaras dengan arahan Presiden Jokowi yang ingin menyelesaikan sertifikasi seluruh lahan di Indonesia di tahun 2023.

Di sisi lain, mengacu kepada hasil survei kemudahan berusaha atau ease of doing business di Indonesia tahun 2020 yang dikeluarkan The World Bank, Indonesia berada di peringkat 73 dari 190 negara yang disurvey.

Registering property merupakan salah satu indikator penyebab rendahnya skor kemudahan berusaha di Indonesia dengan peringkat 106 dari 190 negara yang disurvei.

“Dengan kata lain terdapat tantangan cukup serius untuk mendorong program percepatan sertifikasi, terutama untuk dunia usaha,” kata Yudhiawan.

Direktur Keuangan PT PLN, Sinthya Roesly menyampaikan pihaknya membutuhkan tambahan lahan untuk distribusi listrik ke seluruh Indonesia. Sejak beberapa tahun ini, katanya, PLN berupaya membenahi tata kelola aset, khususnya sertifikasi aset.

PLN memiliki 106 ribu persil bidang tanah dan baru 46 persen yang sudah tersertifikasi. Berkat dukungan KPK sebanyak 20 ribu tersertifikasi dalam waktu setahun. Masih ada 54 persen lagi yang butuh support untuk disertifikasi,” kata Sinthya.

Ditambahkan, nilai tanah DKI memiliki aspek komersial. Untuk itu, PT PLN membutuhkan dukungan banyak pihak terkait untuk menyelesaikan aset bermasalah. Sinthya menjelaskan bahwa saat ini terdapat 586 persil tanah PLN belum bersertifikat di DKI Jakarta.

Ia berharap, setidaknya 70 persen di tahun 2021 ini dapat terselesaikan dan di tahun 2022 dapat terselesaikan 100 persen.

“Kami menyadari bahwa memang aset kami ini sudah lama diperolehnya, dan perubahan organisasi juga menjadi tantangan tersendiri dalam mengelola aset. Mohon dukungan dan jalan keluar dari Bapak dan Ibu terutama dalam proses dokumentasi dan administrasi sertifikasi aset. Kiranya bagaimana PLN dapat menyikapi dan menemukan solusi permasalahan tersebut,” urai Sinthya

Kepala Bidang Penetapan Hak dan Pendaftaran BPN Kanwil DKI Jakarta, Unu Ibnudin mengatakan sudah ditetapkan di lima kantor pertanahan target sertifikasi 283 bidang tanah aset PLN. Dari jumlah itu, kata Unu, baru 122 bidang tanah yang sudah selesai proses pengukuran dan sisanya sebanyak 161 belum rampung diukur.

Dari 122 bidang tanah yang sudah selesai proses pengukuran, lanjutnya, sebanyak 21 bidang tanah sudah penetapan hak dan 12 bidang tanah sudah masuk pendaftaran hak. Dari 122, sambung Unu, sebanyak 54 bidang tanah masuk kelompok K1, K2, K3 dan membutuhkan penyelesaian.

“Pak Kakanwil (BPN DKI) berharap terhadap objek yang dimohonkan yang tidak seluruhnya clear and clean. Bahkan sementara ini baru 50 persen yang mulus, selebihnya masih perlu penanganan khusus terutama terkait dengan objek yang tumpang tindih dengan aset dinas atau instansi lain. Contohnya di Jakarta Pusat sudah ditemukan 3 objek yang overlap atau ada di dalam HPL atau hak Pakai Pemprov DKI Jakarta,” kata Unu.

Sementara itu, Tenaga Ahli Menteri ATR/BPN Bidang Pengadaan Tanah Arie Yuriwin menyampaikan, PT PLN dan BPN perlu melakukan rekonsiliasi data lebih lanjut.

Hal ini untuk mensinkronisasi perbedaan jumlah data aset antara PLN dan BPN berikut membahas detil satu per satu pemasalahan aset tumpang tindih atau bersengketa.

PLN menyebutkan 586 persil tanah belum bersertifikat dan diharapkan 70 persen selesai tahun ini sedangkan dari laporan Pak Kabid tadi 283. Harapan kami, pengukuran 161 bidang yang belum selesai, dilakukan percepatan hasil pengukuran dan percepatan penetapan haknya,” kata Arie.

Ditegaskan, dari 283 target yang secara rinci disampaikan oleh Kanwil ATR/BPN DKI, permasalahan yang ada di K1 hingga K3 tidak dalam posisi dianggap selesai. Yang diharapkan adalah justru Kementerian ATR/BPN bersama Tim DKI dan KPK untuk memfasilitasi penyelesaian permasalahannya.

“Untuk itu saya mohon dirinci kronologis ataupun sebab permasalahannya. Nanti kami akan mengundang para pihak untuk diskusi lebih lanjut,” ungkap Arie.

Arie memahami kendala yang dihadapi PLN dalam proses sertifikasi seperti proses perolehan tanah yang terlalu lama, banyaknya dokumen yang hilang, pendudukan lahan oleh masyarakat, klaim pihak ketiga, berada di atas lahan HPL atau dalam lokasi gedung DPRD dan sebagainya.

“Tetapi keberadaan sutet yang dibangun oleh PLN, untuk kepentingan semuanya, sehingga kita harus memfasilitasi semuanya,” tegas Arie.

Erwin Ansori, selaku GM PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat memaparkan, total aset di lima wilayah DKI sebanyak 842 bidang tanah. Yang sudah bersertifikat sebanyak 244 bidang tanah ditambah pembaharuan hak sebanyak 38 bidang tanah. Sisanya sebanyak 560 bidang tanah belum bersertifikat dengan perkiraan nilai Rp13,1 Triliun.

“Total keseluruhan nilai aset UIT JBB Kanwil DKI Jakarta sebesar Rp21 Triliun,” ujar Erwin.

Selain itu, Ratnasari Sjamsuddin selaku GM PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat memaparkan target sertifikasi tahun ini untuk DKI Jakarta sebanyak 19 bidang tanah dan sudah terbit sebanyak sembilan sertifikat. 19 bidang tanah tersebut memiliki total luas 31.813 meter persegi atau senilai Rp 451 miliar.

KEYWORD :

KPK PLN Kementerian ATR/BPN




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :