Jum'at, 26/04/2024 06:03 WIB

Kementan Gencarkan Penumbuhan Petani Milenial di DIY

Pemerintah Daerah DIY ikut mencanangkan penumbuhan 11.000 Petani milenial dalam tiga tahun ke depan. Hingga saat ini baru sekitar 641 petani milenial yang ada di DIY.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY menggelar Forum Koordinasi Petani Milenial pada Rabu (23/6).

Yogyakarta, Jurnas.com - Target Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menumbuhkan 2,5 juta petani milenial pada tahun 2024 menjadi salah satu agenda pembangunan pertanian era Presiden Joko Widodo. Upaya ini juga digencarkan di berbagai daerah tidak terkecuali wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Pemerintah Daerah DIY ikut mencanangkan penumbuhan 11.000 Petani milenial dalam tiga tahun ke depan. Hingga saat ini baru sekitar 641 petani milenial yang ada di DIY.

Guna mewujudkan target tersebut, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY menggelar Forum Koordinasi Petani Milenial pada Rabu (23/6). Direktur Polbangtan Yoma, Bambang Sudarmanto yang bertindak sebagai narasumber pada pertemuan tersebut memaparkan mengenai pola penumbuhan dan pengembangan petani milenial.

Menurut Bambang, definisi petani milenial tidak terbatas dari sisi usia saja namun petani milenial adalah petani yang memiliki jiwa milenial, jiwa muda, melek teknologi, dan mau berinovasi.

"Bicara milenial tidak hanya bicara tentang usia, lebih luas dari itu. Milenial berarti berjiwa muda dan punya semangat untuk maju, berusaha untuk mandiri dan berfikir serta bertindak modern dengan mengikuti perkembangan zaman dan teknologi," ujar Bambang.

Dia manambahkan, di era serba teknologi, penerapan pertanian modern mutlak dilakukan. Tidak hanya pada sektor on farm namun juga offfarm. Peran generasi milenial tentunya sangat diperlukan.

"Sudah tidak zaman hasil pertanian dijual mentah begitu saja ke pasar, sekarang jamannya serba online, bangunlah jejaring seluas mungkin, olah produk-produk hasil pertanian sedemikian rupa, kemudian pasarkan lewat aplikasi penjualan daring, disitulah letak untung besarnya," ujar Bambang.

Lebih lanjut Bambang menyampaikan bahwa dalam kondisi pandemi seperti ini, sektor pertanian sudah teruji mampu bertahan dan tetap berkembang.

Oleh karena itu Bambang juga turut berpesan kepada perwakilan petani milenial yang hadir agar mereka mampu menjadi aktor-aktor kampanye yang mampu memotivasi rekan-rekannya untuk memajukan pertanian.

Hadir sebagai narasumber lainnya yaitu Jatu Barmawati, Sekretaris Duta Petani Milenial Nasional. Founder AYOmart, sebuah platform penjualan produk pertanian langsung dari petani ke konsumen, ini mengatakan bahwa pertanian itu sustainability seksi, semakin ditekuni semakin membuat penasaran dan menggairahkan namun perlu ada dorongan.

"Ekosistem sangat bisa untuk dibentuk, munculkan model atau tokoh campaign, sinergi antar lembaga, ada rewards dan award akan lebih memacu tumbuhnya petani milenial," tutur Jatu.

Dibeberapa kesempatana, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, masa depan pertanian Indonesia ada di tangan generasi milenial.

"Untuk itu, kita akan terus mengupayakan agar generasi milenial yang terjun ke sektor pertanian semakin banyak. Regenerasi harus dilakukan. Kami targetkan 2 juta selama lima tahun ini," tuturnya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi menyatakan bahwa target penumbuhan petani milenial butuh aksi kolaborasi dari tingkat pusat hingga tingkat daerah.

"Ini (penumbuhan petani milenial) harus dikembangkan bersama-sama. Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupate/Kota bahu membahu, bersinergi membangun petani pengusaha milenial yang ada di lokasi masing-masing,”ujar Dedi saat memberikan keterangan pers beberapa waktu lalu.

KEYWORD :

Daerah Istimewa Yogyakarta Petani Milenial




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :