Jum'at, 19/04/2024 22:46 WIB

Kahiyang Ayu Resmi Jadi Bunda Literasi Kota Medan

Bunda Literasi memiliki tugas penting untuk mempromosikan serta meningkatkan kegemaran membaca masyarakat Kota Medan demi membangun kepedulian terhadap perpustakaan

Pengukuhan Kahiyang Ayu sebagai Bunda Literasi Kota Medan yang dirangkaikan dengan gelar wicara Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat Kota Medan secara hybrid pada Kamis (24/6/2021).

Medan, Jurnas.com - Kahiyang Ayu Bobby Afif Nasution dikukuhkan sebagai Bunda Literasi Kota Medan periode tahun 2021-2026. Pengukuhan dilakukan Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI Muhammad Syarif Bando. Bunda Literasi memiliki tugas penting untuk mempromosikan serta meningkatkan kegemaran membaca masyarakat Kota Medan demi membangun kepedulian terhadap perpustakaan.

"Kehadiran Bunda Literasi ini bisa menjadi role model dan menginspirasi dalam membangun sumber daya manusia (SDM) di Kota Medan," ucap Syarif Bando pada Pengukuhan Bunda Literasi Kota Medan yang dirangkaikan dengan gelar wicara Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat Kota Medan secara hybrid pada Kamis (24/6/2021).

Syarif Bando mengatakan, Perpusnas senantiasa membangun sinergitas dengan seluruh elemen bangsa, terutama para civitas academica untuk menjabarkan visi Presiden Joko Widodo tahun 2020-2024 tentang upaya peningkatan kualitas SDM menuju Indonesia maju.

"Kami berharap fasilitas yang ada di Perpusnas bisa mengontribusi untuk meningkatkan kualitas SDM terutama di kalangan mahasiswa. Seperti halnya yang disampaikan Presiden Joko Widodo bahwa SDM yang berkualitas adalah SDM yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, yang memiliki inovasi dan kreativitas serta mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Sehingga perpustakaan hadir sebagai supporting bagi pemerintah untuk melaksanakan pembangunan di semua lini," jelasnya.

Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman mengatakan, tingkat SDM Kota Medan saat ini masih sangat rendah. Karenanya diperlukan formula yang meningkatkan sistem pembelajaran untuk menciptakan SDM yang tangguh.

"Karena generasi saat ini ke depannya akan berhadapan dengan dunia digital, yang akan mereka pertaruhkan untuk mempertahankan hidup ke depannya. Ini menjadi tanggung jawab pemimpin Kota Medan saat ini," katanya.

Aulia Rachman menyebut, dirinya bersama Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution memiliki program untuk membangun taman literasi di setiap kelurahan. Tidak hanya itu, taman literasi dan perpustakaan juga dibangun di setiap sekolah.

"Manfaatkan dana BOS dengan membuat satu taman literasi dan satu perpustakaan di sekolah. Sehingga dana tersebut bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Lalu, gunakan dana kelurahan untuk membangun taman literasi di tingkat kelurahan. Untuk mewujudkan ini, maka saya pesan untuk hilangkan ego sektoral," terangnya.

Ketua Dewan Perpustakaan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Hasyim Purba mengatakan budaya membaca dan literasi, sangat penting. Karena tidak ada suatu bangsa yang maju tanpa SDM yang maju. Dia menambahkan, menjadi tugas perpustakaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana amanat konstitusi.

"Membaca jangan dianggap sepele, karena ini menjadi investasi masa depan. Saya berharap tanggung jawab untuk memajukan literasi masyarakat ini menjadi tanggung jawab bersama," ungkapnya.

Hasyim Purba mengusulkan jam wajib membaca di perpustakaan untuk siswa sekolah. Apalagi, saat ini pelayanan perpustakaan tidak hanya konvensional tetapi juga digital. "Saya juga memberikan usulan kepada dinas perpustakaan untuk adanya wisata baca, sekali dalam seminggu. Sehingga anak-anak dengan didampingi orang tuanya membaca buku di perpustakaan," jelasnya.

Sementara itu, terkait penganggaran di bidang perpustakaan, Komisi X DPR RI sepakat untuk mendorong dan mendesak pemerintah agar memberikan anggaran yang lebih besar kepada Perpusnas. Anggota Komisi X DPR RI Sofyan Tan menyatakan, saat ini, anggaran Perpusnas dinilai kontradiktif dengan tugas yang diembannya. Anggaran Perpusnas yang masih minim tidak sebanding dengan tugasnya dalam mendukung pembangunan SDM.

“Saat ini, anggaran Perpusnas dibilang sangat kecil, seharusnya tidak kontradiktif seperti itu. Justru Perpusnas harus ditambah lagi untuk anggarannya, agar pembangunan sumber daya manusia bisa menjadi lebih baik, karena itu merupakan investasi jangka panjang,” ucapnya.

Dalam acara tersebut juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepakatan antara Perpusnas dengan Pemerintah Kota Medan dan 13 Perguruan Tinggi di Provinsi Sumut. Di antaranya, UIN Sumatera Utara, Universitas Medan Area, Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binalita Sudama Medan, Sekolah Tinggi Akuntansi dan Manajemen Indonesia, Universitas HKBP Nommensen Medan, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan, Universitas Darma Agung, Universitas Quality, Universitas Quality Berastagi, Universitas Pembangunan Panca Budi, Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer Time, dan Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda Medan. Kepala Perpusnas juga menyerahkan secara simbolis bantuan satu unit mobil perpustakaan keliling untuk Pemerintah Kota Medan.

KEYWORD :

Bunda Literasi Kahiyang Ayu Perpustakaan Nasional




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :