Tata Irianty (foto: istimewa)
Jakarta, Jurnas.com - Sosok Tata Irianty, pemilik akun Instagram @tatairianty, sudah tak asing lagi di kalangan pengguna media sosial yang memiliki usaha online shop. Bak angin segar, pemilik nama asli Meita Irianty tersebut berinisiatif untuk membantu para UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di tengah pandemi COVID-19 dengan mengadakan kegiatan Selasa Belanja.
Selasa Belanja adalah kegiatan yang atas keinginannya seorang diri untuk berbelanja produk-produk UMKM setiap Selasa. Kepada Akurat.co ia mengatakan bahwa menyisihkan uang pribadinya untuk berbelanja dengan niat membantu.
“UMKM ini biar aku konkret bantu, ya udah (bikin) Selasa Belanja. Setiap selasa itu nge-plot uang Rp5 sampai 7 Juta di empat sampai lima UMKM,” ungkap ibu dua anak tersebut.
Tata yang juga seorang pengusaha hotel, resto dan salon ini mengaku turut merasakan dampak tersebut. Dan ketika dicurhati oleh follower-nya, ia turut merasakan apa yang mereka rasakan.
“Ada lagi DM (direct message) ‘Bu, anak saya sampe gak saya pampersin’, apa gak megel (capek) aku tuh. Aku tuh menteri opo (apa), aku disambatin (dikeluhin) kayak gini. Aku ini kan posisiku, bakul, pedagang aja, tapi ngeliat (DM) kok ya kasian banget,” ungkapnya, Kamis, (24/6/2021) di Jakarta.
Ia juga bercerita bahwa ada seorang Ibu dengan empat orang anak yang tidak berpenghasilan ingin bercerai bahkan bunuh diri. Hati kecil seorang Tata sebagai Ibu tak kuasa membacanya. Ia pun berinisiatif untuk membantu.
Dari situ, ia mulai menerima kiriman barang dari online shop secara gratis. Ada beberapa online shop yang menanyakan tarifnya, namun, Tata menolak. Menurutnya, jika para online shop membayar endorse justru itu akan memberatkan, dan ia jadi ada rasa tidak enak hati untuk me-review produk yang diterimanya dengan jujur. Sementara, menurutnya yang juga seorang pengusaha, kepercayaan pembeli adalah nomor satu.
Justru, jika ada barang yang ia kurang suka atau nyaman, akan dibeli dan dikembalikan. Tentunya dengan memberi masukan kepada online shop tersebut untuk memperbaiki kualitas produknya.
“’Maaf ya, sambelmu kurang enak’, misalnya, ‘jadi aku bayar aja’. Terus mereka yang dikembalikan barangnya tuh memperbaiki (kualitas produknya),” cerita Tata.
Tata yang juga seorang pengusaha hotel, resto dan salon ini mengaku turut merasakan dampak tersebut. Dan ketika dicurhati oleh follower-nya, ia turut merasakan apa yang mereka rasakan.
“Ada lagi DM (direct message) ‘Bu, anak saya sampe gak saya pampersin’, apa gak megel (capek) aku tuh. Aku tuh menteri opo (apa), aku disambatin (dikeluhin) kayak gini. Aku ini kan posisiku, bakul, pedagang aja, tapi ngeliat (DM) kok ya kasian banget,” ungkapnya.
Ia juga bercerita bahwa ada seorang Ibu dengan empat orang anak yang tidak berpenghasilan ingin bercerai bahkan bunuh diri. Hati kecil seorang Tata sebagai Ibu tak kuasa membacanya. Ia pun berinisiatif untuk membantu.
Dari situ, ia mulai menerima kiriman barang dari online shop secara gratis. Ada beberapa online shop yang menanyakan tarifnya, namun, Tata menolak. Menurutnya, jika para online shop membayar endorse justru itu akan memberatkan, dan ia jadi ada rasa tidak enak hati untuk me-review produk yang diterimanya dengan jujur. Sementara, menurutnya yang juga seorang pengusaha, kepercayaan pembeli adalah nomor satu.
Justru, jika ada barang yang ia kurang suka atau nyaman, akan dibeli dan dikembalikan. Tentunya dengan memberi masukan kepada online shop tersebut untuk memperbaiki kualitas produknya.
“’Maaf ya, sambelmu kurang enak’, misalnya, ‘jadi aku bayar aja’. Terus mereka yang dikembalikan barangnya tuh memperbaiki (kualitas produknya),” cerita Tata.
KEYWORD :Tata Irianty Selasa Belanja Masa Pandemi
