Sabtu, 20/04/2024 03:55 WIB

Terpukul Dampak Covid-19, Pelaku Industri Pariwisata Pantang Menyerah

Tingkatkan mutu, kreatifitas, dan jaga harapan

Dialog Publik tentang Pariwisata di tengah Pandemi Covid-19 yang diselenggarakan KPCPEN ditayangkan FMB9ID_IKP

Jakarta, Jurnas.com – Sektor Pariwisata menjadi salah satu yang paling terpuruk akibat Pandemi Covid-19. Namun semangat pelaku usaha pariwisata tak pernah pudar.

"Dalam kondisi terhimpit, upaya-upaya mempertahankan dan membangkitkan terus dilakukan," ujar Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran dalam Dialog Publik yang diselenggarakan KPCPEN dan ditayangkan di FMB9ID_IKP, Rabu (23/6).

Maulana menjelaskan, kondisi industri pariwisata saat ini lebih berat dari 2020. Hal ini seperti yang dialami PT. Hotel Indonesia Natour (Persero) atau dikenal dengan sebutan HIN.

BUMN yang bergerak di bidang jasa perhotelan tersebut harus merasakan turunnya tingkat hunian kamar hotel pada 2020 lalu hingga 67% dari 2019.

"Sepanjang tahun lalu tingkat hunian kita hanya sekitar 27%. Apalagi pendapatan kita 60- 70% dari Bali, dampak pandemi ini sangat luar biasa bagi industri perhotelan," kata Direktur Pengembangan Bisnis PT. HIN, Christine Hutabarat.

Kendati kondisinya sangat berat, pelaku industri pariwisata mulai beradaptasi dengan tuntutan keadaan dan mempersiapkan diri demi menghadapi era pasca-pandemi melalui penguatan standar kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan.

Sertifikasi ini dikenal dengan nama CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, Environment Sustainability).

Christie menegaskan, CHSE bukan sekadar jargon, namun sudah jadi identitas dalam melakukan pelayanan di industri pariwisata.

Sehingga nantinya bisa menumbuhkan kepercayaan masyarakat, sekaligus mengedukasi protokol kesehatan seperti yang dianjurkan pemerintah.

"Kalau protokol kesehatan, kita di industri hotel dan restoran termasuk yang paling berkomitmen. Di awal Maret 2020 saja, kita sudah menyusun standar protokol kesehatan," tukasnya.

"Perubahannya sampai tiga kali menyesuaikan Surat Edaran Menteri Kesehatan dan standar WHO. Kami justru mendukung PPKM Mikro yang dijalankan saat ini," imbuh Maulana Yusran.

Selain upaya-upaya yang dilakukan melalui beradaptasi dengan keadaan, stimulus dari Kemenparekraf sejak 2020 berupa Hibah Pariwisata maupun bantuan lainnya diakui sangat membantu industri sektor pariwisata untuk bertahan.

"Stimulus dari pemerintah kami gunakan untuk beberapa hal, selain membantu membiayai operasional kami di masa permintaan yang rendah, juga membantu meningkatkan kualitas dari implementasi CHSE dan pelatihan tenaga kerja di HIN,” terang Christie.

Kondisi yang terjadi juga dirasakan pelaku bisnis kreatif yang jadi bagian dari ekosistem yang ada di lokasi pariwisata seperti di Bali.

Cokorda Istri Juliyana Dewi, pebisnis kerajinan perak dan tas kulit Cyn dari Gianyar, Bali menyampaikan, dampak pandemi ini sangat berimbas.

"Tapi kami tetap beradaptasi agar teman-teman pelaku industri kreatif di lokasi pariwisata bisa menyesuaikan karyanya dengan keadaan seperti sekarang ini," ungkap Cok Istri Juliyana.

Kerajinan perak yang dulunya dipandang perhiasan saja, diaplikasikan Juliyana agar mudah diterima konsumen di masa pandemi lewat mengkombinasikannya dengan tas kulit.

Juliyana mengakui bahwa stimulus dan upaya yang dilakukan pemerintah turut mendukungnya bertahan di tengah situasi sulit.

"Kami banyak tertolong oleh pemerintah yang sering mengadakan pelatihan pemasaran produk secara digital. Kita tentu harus terus beradaptasi dengan keadaan pandemi seperti saat ini. Terutama untuk membangkitkan kembali semangat pengrajin perak untuk melewati pandemi ini secara bersama,” ujar Juliyana.

Untuk diketahui, acara dialog ini diselenggarakan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).

Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) ini dibentuk dalam rangka percepatan penanganan COVID-19 serta pemulihan perekonomian dan transformasi ekonomi nasional.

Prioritas KPCPEN secara berurutan adalah: Indonesia Sehat, mewujudkan rakyat aman dari COVID-19 dan reformasi pelayanan kesehatan; Indonesia Bekerja, mewujudkan pemberdayaan dan percepatan penyerapan tenaga kerja; dan Indonesia Tumbuh, mewujudkan pemulihan dan transformasi ekonomi nasional.

Dalam pelaksanaannya, KPCPEN dibantu oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19 dan Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional. Tim Komunikasi Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.

KEYWORD :

Pariwisata Menparekraf KPCPEN FMB9ID Covid-19




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :