Selasa, 16/04/2024 20:43 WIB

Varian Delta Ancaman Terbesar Amerika Serikat Perangi COVID-19

Varian Delta berkontribusi pada wabah COVID-19 yang parah di India selama April dan Mei yang membanjiri layanan kesehatan di negara itu dan menewaskan ratusan ribu orang.

Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, Anthony Fauci berbicara selama dengar pendapat Komite Kesehatan, Pendidikan, Tenaga Kerja dan Pensiun Senat di Washington, DC, pada 30 Juni 2020. (Foto: Al Drago / Pool via REUTERS)

Washington, Jurnas.com - Varian Delta dari virus corona baru yang pertama kali ditemukan di India adalah ancaman terbesar bagi upaya Amerika Serikat (AS) untuk memberantas COVID-19 di perbatasannya. Demikian kata pakar penyakit menular AS, Dr Anthony Fauci, Selasa (22/6).

"Penularan tidak diragukan lagi lebih besar dalam varian Delta daripada varian asli COVID-19. Ini terkait dengan peningkatan keparahan penyakit." kata Fauci.

Fauci mengatakan bahwa vaksin yang disahkan di AS, termasuk vaksin Pfizer-BioNTech, efektif melawan varian baru COVID-19. "Kami punya alatnya, jadi mari kita gunakan dan hancurkan wabah ini," kata Fauci.

"AS gagal mencapai tujuannya untuk memvaksinasi 70 persen orang dewasa pada 4 Juli dan kemungkinan akan membutuhkan beberapa minggu tambahan untuk mencapai target itu," kata penasihat senior COVID-19 Gedung Putih Jeffrey Zients selama pertemuan pers.

Zients menambahkan bahwa dia memperkirakan 70 persen orang dewasa di atas 27 tahun akan memiliki setidaknya satu suntikan pada 4 Juli.

Lebih dari 150 juta orang di AS, atau lebih dari 45 persen dari populasi, telah divaksinasi penuh, menurut data federal yang terakhir diperbarui pada hari Senin.

Varian Delta berkontribusi pada wabah COVID-19 yang parah di India selama April dan Mei yang membanjiri layanan kesehatan di negara itu dan menewaskan ratusan ribu orang.

KEYWORD :

Varian COVID-19 Delta Amerika Serikat Anthony Fauci




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :