Kamis, 25/04/2024 21:18 WIB

PBB: Lebih dari 8.500 Anak Dimanfaatkan sebagai Tentara Pada Tahun 2020

Pelanggaran terbanyak pada tahun 2020 dilakukan di Somalia, Republik Demokratik Kongo, Afghanistan, Suriah, dan Yaman.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan pidato selama Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss. Pada hari Jumat, ia mengumumkan UEA akan menjadi tuan rumah pertemuan persiapan menjelang KTT Iklim PBB

New York, Jurnas.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, lebih dari 8.500 anak-anak digunakan sebagai tentara tahun lalu dalam berbagai konflik di seluruh dunia dan hampir 2.700 lainnya tewas.

Laporan tahunan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres kepada Dewan Keamanan tentang anak-anak dan konflik bersenjata mencakup pembunuhan, melukai dan pelecehan seksual terhadap anak-anak, penculikan atau perekrutan, penolakan akses bantuan dan penargetan sekolah dan rumah sakit.

Laporan tersebut memverifikasi bahwa pelanggaran telah dilakukan terhadap 19.379 anak dalam 21 konflik. Pelanggaran terbanyak pada tahun 2020 dilakukan di Somalia, Republik Demokratik Kongo, Afghanistan, Suriah, dan Yaman.

Ini memverifikasi bahwa 8.521 anak-anak digunakan sebagai tentara tahun lalu, sementara 2.674 anak lainnya tewas dan 5.748 terluka dalam berbagai konflik.

Laporan tersebut juga memasukkan daftar hitam yang dimaksudkan untuk mempermalukan pihak-pihak yang berkonflik dengan harapan mendorong mereka untuk menerapkan langkah-langkah untuk melindungi anak-anak.

Daftar tersebut telah lama menjadi kontroversi dengan para diplomat mengatakan Arab Saudi dan Israel sama-sama memberikan tekanan dalam beberapa tahun terakhir dalam upaya untuk tetap berada di luar daftar.

Israel tidak pernah terdaftar, sementara koalisi militer yang dipimpin Saudi telah dihapus dari daftar pada tahun 2020 beberapa tahun setelah pertama kali disebutkan dan dipermalukan karena membunuh dan melukai anak-anak di Yaman.

Dalam upaya meredam kontroversi seputar laporan tersebut, daftar hitam yang dirilis pada 2017 oleh Guterres dibagi menjadi dua kategori. Satu daftar pihak yang telah menerapkan langkah-langkah untuk melindungi anak-anak dan yang lainnya termasuk pihak-pihak yang belum.

Ada beberapa perubahan signifikan pada daftar yang dirilis pada Senin. Satu-satunya pihak negara yang disebutkan dalam daftar pertama adalah militer Myanmar - untuk pembunuhan, melukai dan kekerasan seksual terhadap anak-anak - dan pasukan pemerintah Suriah - untuk perekrutan anak-anak, pembunuhan, melukai dan kekerasan seksual terhadap anak-anak dan serangan terhadap sekolah dan rumah sakit. (Reuters)

KEYWORD :

Anak Tentara PBB Antonio Guterres




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :