Jum'at, 19/04/2024 10:06 WIB

Sopir Garda Terdepan Saat Pandemi, DBOKC-FSPTSI Tagih Perhatian Negara

Ketika semua orang berada di dalam rumah, pengemudi tetap berada di jalan hanya dengan mengandalkan masker.

Pengurus DBOKC FSPTSI-KSPSI

Jakarta, Jurnas.com - Pemerintah dan DPR diminta untuk membentuk sebuah peringatan Hari Pengemudi Nasional sebagai bentuk penghargaan terhadap jasa para sopir di Indonesia.

Permintaan ini disampaikan Persatuan Paguyuban dan Komunitas Pengemudi Seluruh Indonesia yang tergabung dalam Driver, Biker, Ojek Kamtibmas Community (DBOKC) yang merupakan bagian dari Federasi Serikat Pekerja Transport Seluruh Indonesia (FSPTSI) Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI).

Ketua Umum DBOKC FSPTSI-KSPSI Ika Restianti mengatakan, jasa besar para sopir tak bisa diabaikan, dan sudah sepatutnya negara memberi apresiasi bagi para sopir.

Ika mengakui, kunjungan Presiden Jokowi ke Tanjung Priok dan langsung menelphone Kapolri Listyo Sigit Prabowo adalah bentuk perhatian yang patut diapresiasi.

Terlebih saat itu ada instruksi terkait pungli dan premanisme yang langsung ditindaklanjuti oleh Kepolri dengan segera dan dengan tanggap.

"Namun permasalahan pengemudi bukan hanya premanisme dan pungli yang telah menjadi masalaha klasik siapa pun rezimnya, dan tidak hanya di Tanjong Priok," jelas Ika Restianti dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/6/2021).

Ika menjelaskan, DBOKC FSPTSI sebagai salah satu wadah paguyuban-paguyuban dan komunitas pengemudi di seluruh Indonesia dengan jumlah anggota 18 ribu pengemudi yang terdiri dari pengemudi mini bus, travel, cdd, trailer, truk dan juga para sopir ekspedisi, merasa sangat prihatin atas nasib para pengemudi Indonesia.

"Misalnya saja, selama pandemi covid-19, selain tenaga medis, TNI dan Kepolisian, Pengemudi adalah salah satu elemen yang berada di garda terdepan," ungkap Ika.

Ketika semua orang berada di dalam rumah, pengemudi tetap berada di jalan hanya dengan mengandalkan masker.

Sayangnya, ketika pemerintah sibuk memeperhatikan UMKM, pemerintah lupa untuk juga memperhatikan pengemudi yang menjadi ujung tombak perputaran ekonomi masyarakat.

"Harus diakui, pengemudilah yang harus tetap berada di jalan menajag stabilitas harga, menjagga pasokan-pasokan kebutuhan semua masyarakat, dan yang mendistribusikan barang-barang dagangan UMKM dari produsen ke end user," jelasnya.

Sepanjang pandemi Covid-19, lanjut Ika, banyak pengemudi yang terkena dampak tetapi belum ada bantuan pemerintah yang khusus bisa diakses oleh pengemudi.

Nasib menyedihkan pengemudi Indonesia belum berakhir sampai di situ, selain belum adanya insentif dan bantuan dari pemerintah, pengemudi masih harus bergelut dengan kejamnya kehidupan di jalan.

"Pengemudi kerap harus menghadapi oknum-oknum nakal baik dari ormas, oknum berseragam, hingga komplotan komplotan asmoro yang lain. Disamping itu resiko kecelakaan dan insiden lain mengintai setiap saat," ungkap Ika.

Ia juga mengatakan saat ini pengemudi khususnya yang informal, free lance, supir borongan, tidak tau harus berlindung di bawah undang-undang yang mana. Tidak ada regulasi yang bisa melindungi hak-hak pengemudi.

"Selama ini pengemudi selalu menjadi pihak yang terzalimi antara pemilik armada dengan oknum dijalan," tandasnya.

Ika mengatakan ada banyak permasalahan pengemudi yang harus diselesaikan oleh pemerintah. Jangn hanya membangun infrastruktur saja, tetapi pengemudinya harus diperhatikan juga.

Secara khusus, Ika atas nama DBOKC-FSPTSI berterimakasih kepada Mulyadi anggota Komisi V DPR RI yang telah menerima kami di Jonggol, Bogor pada 12 Juni 2021.

Pada kesempatan itu, Mulyadi mendengar aspirasi para pengemudi dan berjanji akan mengundang DBOKC-FSPTSI sebagai perwakilan pengemudi seluruh Indonesia untuk menyampaikan aspirasinya di Komisi V DPR-RI yang membawahi bidang transportasi dan perhubungan.

"Sekaligus mendukung perjuaangan kami melahirkan HARI PENGEMUDI NASIONAL sebagai hadiah atas pengakuan dan penghargaan negara terhadap profesi pengemudi, sehingga pengemudi bukan lagi menjadi pekerjaan yang dipandang sebelah mata," jelas Ika.

"Kami berharap Komisi V DPR RI dapat mempertemukan kami dengan Kemenhub atau paling tidak dapat mendengar aspirasi kami dan mengakomodirnya," kata Ika.

Ia juga memastikan bahwa ada puluhn juta profesi pengemudi Indonesia yang siap mendukung berbagai program pemerintah. Selama ini mereka bergerak mandiri, bahkan setiap ada trouble dan kecelakaan mereka secara swadaya patungan antar lintas komunitas pengemudi untuk menyelesaikannya.

"Semoga pemerintah betul-betul dapat memperhatikan kami. Kami pernah di undang oleh pak Jokowi ke Istana tetapi menguap begitu saja dan hanya meninggalkan kenangan dalam foto dan dokumentasi," keluh Ika.

Terakhir, ia berharap semoga pemerintah memperhatikan potensi yang dimiliki pengemudi. Sebab tak dapat dibayangkan jika pengemudi melakukan mogok bersama, tentu ekonomi akan tersendat. "Semoga hal tersebut tidak pernah terjadi," tuntas Ika

KEYWORD :

DBOKC FSPTSI KSPSI Sopir pengemudi covid-19




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :