Rabu, 24/04/2024 13:01 WIB

Erick Thohir Jelaskan Penyebab Garuda Berdarah-Darah

Secara garis besar kami meyakini bahwa memang salah satu masalah terbesar Garuda itu adalah lessor.

Menteri BUMN, Erick Thohir dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (3/6/2021). (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.Com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Eric Thohir bicara mengenai dua beban utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang membuat kondisi perusahaan berdarah-darah. Hal ini diungkapkan dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (3/6/2021).

"Secara garis besar kami meyakini bahwa memang salah satu masalah terbesar Garuda itu adalah lessor. Disitu ada 36 Lessor, yang memang harus petakan ulang mana yang sudah masuk kategori dan bekerja sama di kasus yang sudah dibuktikan koruptif," jelasnya dalam rapat.

Nanti Kementerian BUMN akan negoisasi keras kepada pihak lessor atau pihak yang disewa barangnya yang terlibat kasus korupsi sebelumnya.

Namun Erick tidak menampik ada lessor yang tidak ikut dalam kasus itu, tapi dari hitungan penyewaan kemahalan karena kondisi perusahaan.
"Itu juga akan kita negoisasi ulang, beban terberat saya rasa itu," jelasnya.

Beban kedua terberat, Erick mengatakan harus merubah bisnis model Garuda Indonesia juga pasca pandemi Covid - 19. Karena alasan pangsa pasar yang harus diubah juga sehingga bisa lebih menguntungkan bagi perusahaan. Melihat banyak rute-rute yang dilakukan Garuda tidak menorehkan untung.

Dijelaskan Erick kalau saat ini pelancong yang menggunakan maskapai 70% berasal dari wisatawan domestik 22% dari wisatawan mancanegara. Dengan Indonesia sebagai negara kepulauan seharusnya sudah harus fokus pada pemenuhan pasar dalam negeri bukan luar negeri.

"Sehingga rute luar negeri bisa coach sharing aja, karena banyak maskapai luar negeri yang butuh ekspansi karena negaranya hanya sepulau, kita kepulauan kekuatan kita di domestik makanya bermain di situ, kalau bersaing dengan mereka tentu beda bisnis model," jelas Erick.

Dari perubahan rencana bisnis Garuda itu, menurut Erick juga harus didorong dari kebijakan kementerian terkait. Pihaknya mengaku susah berbicara dengan Kementerian Perhubungan agar pintu bandara tidak semua terbuka bagi penerbangan internasional.

"Kita sudah bicara dengan Menhub, gimana nanti airport tidak open sky, jadi tidak semua pesawat asing bisa mendarat, dengan kondisi pandemi sekarang juga kita harus pertimbangkan supaya penyebaran tidak terjadi," jelasnya.

Nantinya di situ menjadi kesempatan plat merah ini. Di mana saat pintu internasional terbatas di beberapa bandara, penerbangan akan disambung dengan Garuda sesuai daerah yang dituju.

"Dari titik itu Garuda bisa menyebar ke 20 kota, tapi dari titik itu dibuka tetapi dari titik itu ke domestik hanya dari garuda atau penerbangan swasta. Toh seperti Amerika dan China seperti itu, gak bisa semua kota mendarat," jelasnya.

KEYWORD :

Erick Thohir Garuda Indonesia Lessor Maskapai Kementerian Perhubungan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :