Jum'at, 19/04/2024 09:50 WIB

Dirjen Diksi Beberkan Manfaat Program Kampus Merdeka Vokasi

Kampus Merdeka Vokasi merupakan perluasan dari filosofi Kampus Merdeka yang dikembangkan pada bidang vokasi. Sehingga, pada akhirnya link and match bersama dunia industri dan dunia kerja.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemdikbud Wikan Sakarinto (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), Wikan Sakarinto, membeberkan esensi Merdeka Belajar ke-11 Kampus Merdeka Vokasi.

Kampus Merdeka Vokasi merupakan perluasan dari filosofi Kampus Merdeka yang dikembangkan pada bidang vokasi. Sehingga, pada akhirnya link and match bersama dunia industri dan dunia kerja.

"Jadi intinya adalah kepuasan kebutuhan nyata dunia kerja dan kita supply SDMnya," ujar Dirjen Wikan Sakarinto dalam keterangan pers pada Senin (31/5).

Fokus pertama Kampus Merdeka Vokasi adalah penawaran dana kompetitif untuk pembukaan program SMK-D2 jalur cepat. Program ini berbasis kerja sama antara SMK, dan kampus vokasi, dengan dunia kerja, untuk meningkatkan kualifikasi SDM yang terampil dan unggul dalam waktu yang lebih singkat. Kemudian, peningkatan program D3 menjadi Sarjana Terapan (D4) yang lebih praktis karena tidak harus memulai dari awal.

"Kalau kita ingin dorong link and match, maka perlu kita turunkan menjadi program yang nyata. D3 menjadi D4, penambahan satu tahun itu untuk penguatan soft kompetennya, leadership-nya sehingga ujung-ujungnya teman-teman industri dan dunia kerja itu lebih puas saat menerima lulusan kita," ungkap Wikan.

Sejalan dengan itu, Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi, Benny Bandanadjaya, mengatakan program SMK D2 fast track di mana antara SMK, perguruan tinggi vokasi, dan industri, menjalin kerja sama dalam pendidikan sampai D2 merupakan bentuk kemerdekaan pada siswanya.

"Boleh lulus pada semester 6 atau melanjutkan langsung ke perguruan tinggi vokasi yang sudah kerja sama dengan perguruan tinggi, kemudian perguruan tinggi memberi pengakuan terhadap SKS hasil pembelajaran di SMK. Sehingga mereka bisa menyelesaikan D2 dalam waktu 1,5 tahun," ujar Benny.

Sementara itu, fokus kedua Kampus Merdeka Vokasi adalah dana padanan (matching fund) Kampus Vokasi. Matching Fund ini dapat digunakan untuk tiga hal, yaitu 1) Pengembangan Pusat Unggulan Teknologi (PUT), 2) Hilirisasi produk riset terapan, dan 3) Startup kampus vokasi yang dibangun bersama dunia kerja.

"Matching Fund itu lebih ke riset, riset terapan di vokasi itu jangan sampai berhenti pada publikasi, atau menjadi produk tapi disimpen di workshop. Produk ini harus dihilirkan ke masyarakat, ke pasar atau ke industri," ujar Wikan.

Untuk melakukan ini, lanjut Wikan maka riset harus dilakukan sejak awal bersama dengan industri. "Maka kita beri Matching Fund, setiap kontribusi industri yang terjun dalam riset tadi berujung produk dan dihilirkan. Itu akan kita berikan matching fund 1:1 atau maksimal 3:1," sambung dia.

Dekan Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB), Arief Daryanto, juga menyambut baik dan sangat antusias dengan kebijakan Merdeka Belajar ke-11 Kampus Merdeka Vokasi.

Menurutnya, dengan diluncurkannya kebijakan ini, kementerian telah mengidentifikasi bagaimana mentransformasi pendidikan atau mengakselerasi untuk mengatasi perubahan-perubahan yang terjadi saat ini.

"Mudah-mudahan dengan kebijakan ini dapat terwujud link and match antara dunia pendidikan dengan industri. Sehingga dengan adanya pernikahan masal ini akan menghasilkan lulusan sekolah vokasi yang sebelum lulus sudah diambil oleh industri," kata Arief.

KEYWORD :

Kampus Merdeka Vokasi Dirjen Diksi Wikan Sakarinto Kemdikbudristek




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :