Selasa, 23/04/2024 14:55 WIB

Dirjen GTK Harap Guru Penggerak Jadi Agen Perubahan

Guru menurutnya harus mampu mengimplementasikan pembelajaran yang memerdekakan dengan memihak kepada murid, serta mampu menjadi teladan bagi guru-guru lainnya.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud Iwan Syahril (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Iwan Syahril mengatakan kunci utama Program Guru Penggerak adalah guru yang sejatinya harus menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran.

Guru menurutnya harus mampu mengimplementasikan pembelajaran yang memerdekakan dengan memihak kepada murid, serta mampu menjadi teladan bagi guru-guru lainnya.

"Guru Penggerak itu adalah program kepemimpinan, calon-calon pemimpin kita. Kita ingin dari lulusan program ini nanti akan menjadi kepala sekolah, pengawas sekolah, instruktur pelatihan guru kita," tutur Iwan dalam keterangan pers pada Jumat (28/5).

Filosofi `coach` juga merupakan salah satu filosofi yang nantinya akan digunakan dalam pembelajaran sesama guru di program Guru Penggerak. Dengan filosofi ini, lanjut Iwan, guru akan mampu berbagai ilmu tanpa harus malu. Dengan filosofi ini pula, guru diharapkan dapat saling memotivasi satu sama lain.

Dirjen GTK kembali mengingatkan bahwa orientasi utama setiap pendidik dan semua pemangku kebijakan di dunia pendidikan adalah murid.

"Menurut Ki Hajar Dewantara, setiap pendidik itu harus bebas dari segala ikatan, dengan kesucian hati mendekati sang anak, tidak untuk meminta suatu hak, namun untuk berhamba pada sang anak. Maksud dari (pernyataan) ini adalah semua orientasinya adalah kepada sang anak," jelas Iwan.

Terdapat dua tahapan yang harus dilalui dalam seleksi Guru Penggerak. Tahap pertama terdiri dari pengisian CV, mengerjakan esai, dan tes potensi skolastik (TPS). Tahap kedua terdiri dari simulasi mengajar dan wawancara.

Dirjen Iwan mengatakan bahwa setelah lulus tahapan tersebut, calon Guru Penggerak akan mengikuti sembilan bulan pendidikan di program Guru Penggerak.

"Ini bukanlah masalah guru yang pintar, bisa menguasai teknik hebat, tetapi yang lebih penting adalah dia punya resiliensi atau tidak? Punya ketangguhan atau tidak? Punya orientasi visinya seperti apa? Itulah hal yang akan kita lihat di wawancara," terang dia.

Kemudian, berbicara tentang pendidikan Guru Penggerak, para calon Guru Penggerak nantinya akan dibekali dengan tiga modul utama pada saat mengikuti pelatihan.

Modul pertama berisi tentang paradigma dan visi. Modul kedua berisi praktek pembelajaran yang berpusat kepada murid. Modul ketiga berisi informasi tentang bagaimana menjadi pemimpin pembelajaran yang bisa menggerakan sumber daya sekolah serta dapat mengambil keputusan untuk mendukung pembelajaran yang berpihak kepada murid.

"Setiap modul itu nanti juga ada modul kecil lagi tentang aksi nyata, jadi isi modul ini nantinya penuh dengan refleksi. Dalam aksi nyata ini mereka akan mengerjakan yang sesuai dengan konteks di mana mereka bekerja saat ini," ungkap Iwan.

Manfaat yang paling berharga untuk diambil para peserta dengan mengikuti program Guru Penggerak yaitu mendapat kesempatan untuk menjadi agen perubahan.

"Hal yang menjadi reward paling berharga adalah saat melihat anak murid kita bisa berubah, ini uang pun tidak akan bisa beli, inilah yang diharapkan dari Guru Penggerak," lanjut dia.

Lebih lanjut, Iwan juga menjelaskan tentang perbedaan dari Guru Berprestasi dengan Guru Penggerak. Guru Berprestasi adalah guru yang melakukan hal-hal inovatif, tetapi dalam konteks ini tidak ada struktur yang terencana secara berkepanjangan. Sedangkan Guru Penggerak adalah calon agen perubahan yang sejak awal sudah diberdayakan dan diorientasikan agar mereka nantinya dapat melakukan perubahan pada ekosistem di satuan pendidikannya.

"Tujuan Guru Penggerak atau program kita yang lainnya adalah bagaimana menciptakan sumber daya manusia unggul dan profil Pelajar Pancasila ini bisa kita ciptakan. Beriman, bertakwa kepada tuhan YME, berakhlak mulia, mandiri, kreatif, gotong royong, berkebinekaan global, dan berpikir kritis," pungkas Iwan.

KEYWORD :

Guru Penggerak Kemdikbudristek Iwan Syahril Dirjen GTK




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :