Jum'at, 19/04/2024 11:45 WIB

Deteksi Dini Tekan Kematian Akibat Kanker Payudara

Pentingnya deteksi dini kanker payudara menurut dr. Hardina, karena hingga saat ini belum diketahui penyebab kanker payudara.

Kepala IGD RS Kanker Dharmais Jakarta, dr. Hardina Sabrida, MARS (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Menjaga kesehatan merupakan hal yang wajib diupayakan setiap waktu. Sebab, kesehatan akan terasa mahal harganya ketika sudah tertimpa penyakit.

Demikian pula untuk urusan menjaga kesehatan payudara, dengan cara rutin melakukan periksa payudara sendiri (Sadari) maupun periksa payudara secara klinis (Sadanis).

"Deteksi dini berguna untuk mengetahui dan mengantisipasi supaya tidak terjadi Kanker payudara. Kenapa penting? Karena kanket payudara bisa menyebabkan kematian jika sudah menyebar ke organ-organ tubuh," terang Kepala Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Kanker Dharmais, dr. Hardina Sabrida, MARS dalam kegiatan `Virtual Praktik Periksa Payudara Sendiri` yang digelar Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) pada Sabtu (29/5), dan diikuti oleh 26 peserta dari pengurus YKPI, anggota SKP Kartika dan SKP Dian.

Pentingnya deteksi dini kanker payudara menurut dr. Hardina, karena hingga saat ini belum diketahui penyebab kanker payudara. Selama ini, kanker payudara diantisipasi melalui berbagai faktor risikonya.

Faktor risiko tersebut antara lain, haid di bawah usia 12 tahun, perempuan tidak menikah, perempuan menikah tidak punya anak, perempuan memiliki anak di atas usia 30 tahun, terapi hormonal jangka panjang tanpa dikontrol dokter, hingga riwayat kanker dari keluarga.

"Juga orang yang pernah menjalani operasi tumor payudara jinak. Pada orang yang pernah operasi tumor payudara jinak, ada risiko kanker payudara. Bukan berarti bila tumor payudara jinak pasti kanker payudara, tapi bila kita punya punya riwayat tumor jinak payudara, harus lebih ketat menjalankan pola hidup sehat," papar dr. Hardina.

Ditambahkan oleh dr. Hardina, deteksi dini Sadanis dianjurkan bagi masyarakat yang mendapati benjolan atau keluhan yang tidak biasa pada payudara.

Terdapat beberapa ragam pemeriksaan melalui Sadanis, di antaranya mamografi dan USG. Hanya saja khusus untuk mamografi, lanjut dr. Hardina, diperuntukkan bagi perempuan minimal berusia 40 tahun.

"Tidak usah khawatir dengan mamografi, yang katanya sakit atau nyeri. Itu tidak benar. Jadi itu yang harus kita sampaikan ke masyarakat agar masyarakat tidak takut untuk melakukan mamografi. Kemudian ada yang bilang radiasi mamografi akan mempengaruhi abcd. Perlu diketahui, radiasi yang ada itu sudah sesuai dosis untuk melihat kelainan di payudara, jadi tidak menyebabkan efek samping apa-apa," tegas dr. Hardina.

KEYWORD :

Kanker Payudara YKPI Deteksi Dini Menjaga Kesehatan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :