Anggota Bulan Sabit Merah Libya menemukan jenazah migran yang tenggelam di lepas pantai Tajoura, timur ibu kota Tripoli, pada 3 Juli 2018. [MAHMUD TURKIA / AFP via Getty Images]
Jakarta, Jurnas.com - Sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang diterbitkan kemarin menyatakan Uni Eropa setidaknya sebagian bertanggung jawab atas kematian ribuan migran yang menyeberangi Laut Mediterania dalam beberapa tahun terakhir.
Dilansir Middleeast, Jumat (28/05), Uni Eropa dituduh menghalangi upaya penyelamatan dan dengan sengaja mendorong kembali para migran.
Ribuan migran mencoba mencapai Eropa dari Libya setiap tahun. Mereka umumnya melarikan diri dari kemiskinan dan konflik bersenjata di negara mereka sendiri, tetapi menghadapi risiko tenggelam atau diculik oleh bajak laut.
Laporan setebal 37 halaman ini mencakup periode dari Januari 2019 hingga Desember 2020. Laporan tersebut disiapkan oleh Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) dan telah dipublikasikan di situs web organisasi tersebut.
Laporan tersebut menyatakan bahwa kematian para migran gelap di Mediterania merupakan hasil dari keputusan dan praktik politik yang nyata dari negara-negara anggota Uni Eropa, pihak berwenang Libya dan aktor-aktor lainnya.
Ia menambahkan bahwa UE sebagian bertanggung jawab atas kematian ribuan pencari suaka sebagai akibat dari kegagalannya menanggapi panggilan darurat ketika kapal migran tenggelam, dan upayanya untuk menghalangi upaya penyelamatan, serta operasi penindasan yang disengaja.
Setidaknya 2.239 migran tewas ketika mencoba mencapai Malta dan Italia dari Libya selama periode tersebut. Dalam empat bulan pertama tahun 2021, hampir 632 imigran tenggelam, menurut PBB.
Laporan tersebut menyerukan reformasi mendesak dalam institusi dan struktur UE yang berkaitan dengan masalah migran. Perubahan diperlukan, simpulnya, untuk menjaga keamanan, martabat dan hak asasi para migran.
KEYWORD :Laporan PBB Uni Eropa Kematian Migran