Jum'at, 26/04/2024 00:53 WIB

Ganso, Angsa Emas Brasil yang Tak Seberuntung Neymar

10 tahun lalu, sepak bola Amerika Serikat (AS) digemparkan dengan sosok Neymar Junior dan Ganso. Keduanya disebut-sebut sebagai pesepak bola masa depan Negeri Samba pasca menuanya generasi Ronaldo dkk.

Ganso (Goal)

Rio de Janeiro, Jurnas.com - 10 tahun lalu, sepak bola Amerika Serikat (AS) digemparkan dengan sosok Neymar Junior dan Ganso. Keduanya disebut-sebut sebagai pesepak bola masa depan Negeri Samba pasca menuanya generasi Ronaldo dkk.

Bahkan pada Juni 2011, duet Neymar dan Ganso berhasil membawa Santos menjuarai Copa Livertadores untuk pertama kalinya dalam 48 tahun. Selanjutnya, tim Brasil juga membawa pulang tiga gelar kejuaraan negara bagian antara 2010 dan 2012, hingga memenangkan Copa do Brasil.

Duet emas ini tak berlangsung lama. Neymar diboyong oleh Barcelona pada 2013 dengan banderol mencapai 57 juta euro. Neymar lalu mendapatkan predikat sebagai pemain termahal di dunia, kala dibeli oleh Paris Saint-Germain (PSG) empat tahun kemudian.

Beda halnya dengan Ganso. Selagi Neymar menikmati panggung kesuksesan, Ganso lebih sering berkutat dengan cedera. Dia menghabiskan sebagian besar karirnya di Brasil, dan sempat mencicipi sepak bola Eropa bersama Sevilla dan Amiens.

Dan kini, usia Ganso telah menginjak 31 tahun. Dikutip dari Goal pada Rabu (26/5), playmaker Fluminense itu berpeluang menemukan kembali performa terbaiknya, menyusul tawaran dari mantan klubnya, Santos.

Santo yang saat ini berada di peringkat ketiga Grup C Copa Libertadores, ditukangi oleh Fernando Diniz. Tim ini harus berjuang melawan pemuncak klasemen, Ekuador Barcelona, dan berharap memiliki hasiil yang lebih baik dari pada Boca Juniors, agar tetap memiliki asa untuk melaju ke partai selanjutnya.

Kehadiran Diniz di bangku cadangan setidaknya memberikan optimisme bagi Santos, terutama terkait Ganso. Diniz bertanggung jawab atas Fluminense ketika Ganso tiba di Rio de Janeiro dari Sevilla, dan berperan penting dalam meyakinkan dewan tentang pemain tersebut.

"Ganso bagi saya adalah seorang jenius. Dia adalah orang yang bermain di level (bintang Manchester City Kevin) De Bruyne, dalam hal kecerdikannya," kata Diniz pada 2019 silam.

"Ketika bola datang ke Ganso, Anda berpikir bahwa tidak ada lagi yang bisa Anda lakukan, Anda telah kehilangannya. Tapi dia selalu punya tipuan di lengan bajunya," sambung dia.

Klub berjuluk Peixe ini sangat membutuhkan kreativitas setelah kehilangan playmaker asal Venezuela Yeferson Soteldo ke Toronto FC. Pengalaman Ganso diyakini akan sangat berharga untuk penyerang belia Santos, sebut saja Kaio Jorge yang berusia 19 tahun dan Angelo yang berusia 16 tahun.

Hanya saja, kekurangan besar tim ialah kondisi finansial. Laporan menunjukkan bahwa bahkan dalam kasus kesepakatan pinjaman, Santos hanya akan mampu menutupi kurang dari setengah dari gaji Ganso yang lumayan besar.

Sementara itu Fluminense tetap diam tentang masalah ini. "Saya belum melihat apa-apa," kata pelatih Roger Machado ketika ditanya tentang kemungkinan keluarnya Ganso.

"Pada hari-hari ini, belum sempat mengikuti berita. Aku tidak ingin membicarakan sesuatu yang bahkan belum sampai ke telingaku," tegas dia.

KEYWORD :

Ganso Neymar Timnas Brasil Angsa Emas




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :