Sabtu, 20/04/2024 06:16 WIB

Arab Saudi: Peningkatan Kekerasan dalam Konflik Israel-Palestina Harus Dihentikan

Pemboman Israel di Gaza telah memicu ekstremisme dan memberdayakan para ekstremis di kantong Palestina, menyerukan semua pihak untuk menghentikan kekerasan yang meletus minggu lalu.

Seorang warga Palestina menggendong bocah yang terluka akibat serangan Israel (foto: Middleeast)

Riyadh, Jurnas.com -  Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan pada Rabu (19/5), eskalasi kekerasan yang sedang berlangsung di Gaza dan Yerusalem Timur harus dihentikan, mengekspresikan solidaritas Kerajaan dengan rakyat Palestina.

Kepada Al Arabiya TV, Pangeran Faisal mengatakan, posisi Saudi atas Palestina sudah jelas, yakni mencapai solusi permanen sesuai prakarsa Arab dan negara Palestina berdasarkan perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.

Ia juga sebelumnya mengatakan, pemboman Israel di Gaza telah memicu ekstremisme dan memberdayakan para ekstremis di kantong Palestina, menyerukan semua pihak untuk menghentikan kekerasan yang meletus minggu lalu.

Serangan udara hebat dan tembakan roclet dalam konflik Israel-Gaza telah merenggut lebih banyak nyawa di kedua sisi karena ketegangan berkobar di tengah protes `hari kemarahan` Palestina di Yerusalem dan Tepi Barat.

Pangeran Faisal juga mengatakan Arab Saudi berkomitmen untuk solusi politik untuk krisis di Yaman, tetapi menambahkan bahwa kemajuan saat ini terhenti karena penolakan dari milisi Houthi yang didukung Iran untuk bekerja sama.

Ia mengatakan Kerajaan berharap Houthi akan memajukan kepentingan Yaman atas kepentingan "partai regional", tetapi masalah rudal balistik Iran dan intervensi di wilayah tersebut harus ditangani.

Menyusul komentar yang dibuat oleh mantan sementara menteri luar negeri Lebanon Cherbel Wehbe pada Senin, pangeran mengatakan ada kekhawatiran tentang masa depan Lebanon, tetapi negara itu harus menemukan cara untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

Ia juga menambahkan bahwa pengaruh Hizbullah atas pengambilan keputusan politik di Lebanon menghalangi peluang reformasi nyata di negara itu.

Pangeran Faisal juga mengatakan kepada Al Arabiya bahwa Arab Saudi telah bekerja dengan mitra global untuk menstabilkan Sudan, dan Kerajaan berkomitmen penuh untuk proses transisi di negara Afrika, yang kemakmuran dan stabilitasnya positif untuk wilayah yang lebih luas. (Arab News)

KEYWORD :

Arab Saudi Faisal bin Farhan Konflik Israel-Palestina




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :