Perdana Menteri India Narendra Modi menyapa petugas saat ia tiba untuk menghadiri perayaan Hari Kemerdekaan di Benteng Merah bersejarah di Delhi, India, 15 Agustus 2020. (Foto: Adnan Abidi/Reuters)
Bengaluru, Jurnas.com - India pada Senin (3/5) melaporkan lebih dari 300.000 kasus virus corona baru selama 12 hari berturut-turut, sehingga beban kasus keseluruhan menjadi sekitar 20 juta.
Dengan 368.147 kasus baru selama 24 jam terakhir, total infeksi di India mencapai 19,93 juta, sementara total kematian naik 3.417 menjadi 218.959, menurut data kementerian kesehatan.
Disadur dari Reuters, pakar medis mengatakan angka riil di seluruh negeri 1,35 miliar mungkin lima hingga 10 kali lebih tinggi dari penghitungan resmi.
Perdana Menteri India Serukan Reformasi PBB
Tetapi kementerian kesehatan menawarkan secercah harapan, melaporkan bahwa kasus positif relatif terhadap jumlah tes yang dilakukan turun pada hari Senin untuk pertama kalinya sejak setidaknya 15 April.
Kasus virus corona di India dapat memuncak antara 3 Mei hingga 5 Mei, menurut model matematika dari tim ilmuwan yang menasihati pemerintah, beberapa hari lebih awal dari perkiraan sebelumnya karena virus telah menyebar lebih cepat dari yang diperkirakan.
Rumah sakit telah terisi penuh, persediaan oksigen medis menipis dan kamar mayat serta krematorium telah dibanjiri karena negara tersebut menangani lonjakan kasus.
Setidaknya 11 negara bagian dan wilayah persatuan telah memberlakukan beberapa bentuk pembatasan untuk mencoba dan membendung infeksi, tetapi pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi enggan memberlakukan kuncian nasional, khawatir tentang dampak ekonomi.
"Menurut pendapat saya, hanya tinggal di rumah secara nasional dan menyatakan darurat medis akan membantu memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan saat ini," kata Bhramar Mukherjee, seorang ahli epidemiologi dari Universitas Michigan di Twitter.
"Jumlah kasus aktif semakin menumpuk, bukan hanya kasus baru harian. Bahkan angka yang dilaporkan menyebutkan ada sekitar 3,5 juta kasus aktif," sambungnya.
Lonjakan kasus infeksi adalah krisis terbesar di India sejak Modi menjabat pada 2014. Modi menuai kritikan karena tidak mengambil langkah sebelumnya untuk mengekang penyebaran, dan membiarkan jutaan warga yang sebagian besar tidak memakai masker untuk menghadiri festival keagamaan dan unjuk rasa politik yang ramai di lima negara bagian selama Maret dan April.
Sebelumnya forum penasihat ilmiah yang dibentuk oleh pemerintah telah memperingatkan para pejabat India pada awal Maret, tentang varian baru dan lebih menular dari virus corona yang melanda di negara itu. Demikian menurut lima ilmuwan yang merupakan bagian dari forum itu kepada Reuters.
Terlepas dari peringatan tersebut, sebanyak empat ilmuwan mengatakan bahwa pemerintah federal tidak berusaha untuk memberlakukan pembatasan besar untuk menghentikan penyebaran virus.
KEYWORD :Kasus COVID-19 India Narendra Modi