Sabtu, 20/04/2024 01:27 WIB

KWT Tanjung Sekong Jadikan Jagung Pulut Ungu Sebagai Icon Kota Cilogon

Kelompok Wanita Tani (KWT) Tanjung Sekong Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Pulomerak yang mengembangkan usaha Jagung pulut turut mendapatkan kebanggaan.

Jagung pulut. (Foto: Ist)

Cilegon, Jurnas.com - Pengembangan potensi pertanian lokal sebaiknya disesuaikan dengan potensi wilayah seperti halnya yang terjadi di Kota Cilegon, Banten. Eratnya masyarakat Kota Cilegon dengan usaha pertanian hingga menjadikan dengan menjadikan jagung pulut ungu sebagai icon baru wilayahnya. Dan komoditas ini masih terus dikembangkan di Kota Cilegon.

Kelompok Wanita Tani (KWT) Tanjung Sekong Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Pulomerak yang mengembangkan usaha Jagung pulut turut mendapatkan kebanggaan.

Seperti dituturkan Emi Sahlani Pengurus KWT Tanjung Sekong, saat ini permintaan jagung pulut terus meningkat. Jagung pulut yang dihasilkan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) yang dikelolanya rasanya berbeda dari jagung pada umumnya.

“Kami sempat kewalahan, permintaan dari pembeli banyak, bahkan banyak pembeli dari luar daerah yang membeli buat oleh-oleh mereka di kampung halamannya,” ujar Emi.

Emi mengaku, saat ini lahan yang dikelola baru ada sekitar 1.500 meter. Ia berharap akan ada KWT lain yang bermitra mengembangkan.

“Saya berharap ada KWT lain yang ingin membudibudayakan menanam jagung pulut ini agar permintaan dapat terpenuhi,” harapnya

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan kedepan harus ada daerah sentra-sentra komoditas, dengan penanganan hulu sampai hillir. “Cashflow dan perencanaan dilakukan yang baik agar segalanya berjalan dengan baik dan menguntungkan bagi petani. Untuk itu perlu keseriusan dan kerjasama semua pihak”, ujar Mentan SYL.

Mengenai peningkatan produksi hasil pertanian Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menyampaikan kekuatan utama pertanian Indonesia berada di pundak petani dan penyuluh. “Kalau produktivitas tinggi, sudah pasti penyuluhnya aktif. Kita punya program Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani). Melalui Kostratani diharapkan penyuluh bisa mengidentifikasi potensi komoditas unggulan lokal yang bisa mengungkit pendapatan dan kesejahteraan petani”, kata Dedi.

Dedi optimistis pertanian Indonesia akan bertansformasi menjadi pertanian unggul.
“Mengenai benih petani tak lagi mengalami kesulitan, selain menghasilkan sendiri, benih bisa mudah diperoleh di kios terdekat”, tambahnya.

Sementara Sarbini Penyuluh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Cilegon menyampaikan saat ini KWT Tanjung Sekong yang menjadi binaannya tengah mengembangkan jagung pulut di lahan pekarangan milik pribadi dan lahan perusahaan.

“Jagung pulut sudah jadi unggulan program dinas tahun ini. Lahan untuk jagung pulut di kecamatan Pulomerak mencapai 5.000 meter tersebar di KWT dan kelompok tani“, ujarnya, Rabu (21/4).

Menurut Sarbini jagung warna ungu dan putih dengan rasa pulen seperti ketan ini sangat tinggi peminatnya. Bahkan seringkali permintaan lebih tinggi dibanding produksi. Pemasaran dilakukan baik secara individu atau pabrik dan kerjasama dengan pasar tani DKPP.

“Harga dipatok berdasarkan gradenya. Harga grade A 7.000 rupiah, B 6.000 rupiah dan grade C 5.000 rupiah“, tutup Sarbini.

KEYWORD :

Pertanian Lokal KWT Tanjung Sekong Jagung Pulut Ungu Kota Cilegon




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :