Selasa, 16/04/2024 14:23 WIB

Joe Biden Berencan Tarik Semua Pasukan di Afghanistan

Biden menetapkan tujuan untuk menarik semua 2.500 tentara AS yang tersisa di Afghanistan selambat-lambatnya 11 September, dengan penarikan terakhir dimulai pada 1 Mei.

Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden. Foto oleh John Angelillo / UPI

Washington, Jurnas.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden pada Rabu (14/4) menyatakan berencana untuk mengakhiri perang terlama AS di Afghanistan. 

Dalam pidatonya di Gedung Putih, Biden menetapkan tujuan untuk menarik semua 2.500 tentara AS yang tersisa di Afghanistan selambat-lambatnya 11 September, dengan penarikan terakhir dimulai pada 1 Mei.

"Saya sekarang adalah presiden Amerika keempat yang memimpin kehadiran pasukan Amerika di Afghanistan. Dua dari partai Republik. Dua dari partai Demokrat. Saya tidak akan meneruskan tanggung jawab ini kepada yang kelima," kata Biden.

"Ini adalah waktu untuk mengakhiri perang terpanjang Amerika. Sudah waktunya pasukan Amerika pulang," katanya.

11 September adalah tanggal yang sangat simbolis, datang 20 tahun setelah serangan Al-Qaeda di AS yang mendorong Presiden George W. Bush untuk melancarkan konflik.

Perang tersebut telah merenggut nyawa 2.400 anggota tentara Amerika dan menghabiskan sekitar $ 2 triliun. Jumlah pasukan AS di Afghanistan mencapai puncaknya pada lebih dari 100.000 pada tahun 2011.

Bertemu dengan pejabat NATO di Brussels sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan pasukan asing di bawah komando NATO di Afghanistan akan meninggalkan negara itu dalam koordinasi dengan penarikan AS pada 11 September, setelah Jerman mengatakan akan sesuai dengan rencana AS.

Blinken juga berbicara melalui telepon dengan panglima militer Pakistan pada hari Rabu dan membahas proses perdamaian, menurut pernyataan dari sayap media militer Pakistan.

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani menulis di Twitter telah berbicara dengan Biden dan menghormati keputusan AS. "Kami akan bekerja dengan mitra AS kami untuk memastikan transisi yang mulus dan kami akan terus bekerja dengan mitra AS / NATO kami dalam upaya perdamaian yang sedang berlangsung," katanya.

Presiden dari partai Demokrat itu menghadapi tenggat waktu penarikan 1 Mei, yang ditetapkan oleh pendahulunya dari Partai Republik, Donald Trump, yang mencoba tetapi gagal menarik pasukan sebelum meninggalkan Gedung Putih.

Keputusan Biden akan membuat pasukan di Afghanistan melewati batas waktu itu, tetapi para pejabat menyarankan pasukan dapat berangkat sepenuhnya sebelum 11 September.

Ada pertemuan puncak yang direncanakan tentang Afghanistan mulai tanggal 24 April di Istanbul yang akan melibatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Qatar.

Taliban, yang digulingkan dari kekuasaan pada 2001 oleh pasukan pimpinan AS, mengatakan tidak akan ambil bagian dalam pertemuan apa pun yang akan membuat keputusan tentang Afghanistan sampai semua pasukan asing meninggalkan negara itu.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid pada Rabu meminta Washington untuk mematuhi kesepakatan yang dicapai kelompok itu dengan pemerintahan Trump.

"Jika kesepakatan itu dijanjikan, masalah yang tersisa juga akan diselesaikan. Jika kesepakatan tidak berkomitmen masalah pasti akan meningkat," tulis Mujahid di Twitter. (Arab News)

KEYWORD :

Joe Biden Amerika Serikat Perang Afghanistan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :