Bendera Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Israel dan Bahrain berkibar. (Foto: AFP)
Yerusalem, Jurnas.com - Kampanye pro-Palestina yang menyerulan boikot Uni Emirat Arab (UEA) atas normalisasi hubungan dengan Israel mulai mengumpulkan momentum di seluruh dunia.
Kampanye tersebut awalnya diluncurkan Desember lalu, menyarankan boikot produk UEA sebagai protes atas normalisasi yang terjadi empat bulan lalu. Saat itu, inisiatif mengumumkan hashtag #Boycott Emirati Products sebagai titik kumpulnya.
Pada Minggu, penyelenggara kampanye mengumumkan niat mereka memperluas kampanye di seluruh "negara Arab dan Islam" di dunia. Mereka mengutip kesuksesan mereka sejauh ini, yang telah memotivasi mereka untuk mendunia.
MER-C: Hari Nakba Harus Jadi Jadi Libur Nasional
“Kampanye ini memiliki gaung dan dampak yang kuat di beberapa daerah,” kata penyelenggara, menyebut Senin sebagai hari, ketika perjalanan akan menjangkau front yang lebih jauh.
“Untuk mendisiplinkan rezim Emirat, besok, Insya Allah kami akan meluncurkan kampanye besar-besaran untuk memboikot UEA… Bersama kami!” mereka tweeted.
UEA dan Bahrain menandatangani kesepakatan normalisasi dengan Israel dalam sebuah upacara yang diselenggarakan oleh mantan presiden Donald Trump di Gedung Putih September lalu. Acara tersebut diikuti oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Orang-orang Palestina telah memadatkan perjanjian itu sebagai tusukan di punggung mereka dan penghinaan langsung terhadap perjuangan mereka untuk membebaskan tanah mereka dari pendudukan Israel.
Acara Gedung Putih diikuti oleh perjalanan rahasia yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Netanyahu ke Arab Saudi, di mana ia bertemu dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman. (Press TV)
KEYWORD :Boikot UEA Palestina Israel