Kamis, 25/04/2024 09:24 WIB

Jerman Batasi Penggunaan Vaksin COVID-19 AstraZeneca

Keputusan Jerman mengikuti laporan lebih lanjut oleh regulator vaksin negara itu, Institut Paul Ehrlich, tentang kasus pembekuan darah yang dikenal sebagai trombosis vena sinus serebral.

Vaksin Covid-19 AstraZeneca (Foto: Reuters)

Berlin, Jurnas.com - Jerman mulai membatasi penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca untuk orang-orang berusia 60 tahun ke atas serta kelompok-kelompok prioritas tinggi pada Rabu (31/3). Hal itu menyusul laporan lebih lanjut tentang kelainan darah otak yang langka setelah menggunakan vaksin tersebut.

"Kami harus bisa mempercayai vaksin," kata Kanselir Angela Merkel kepada wartawan pada konferensi pers, Selasa (30/3). "Dan transparansi adalah cara terbaik untuk menghadapi situasi seperti itu," tambahnya.

Bertindak atas saran dari komite vaksin Jerman, yang dikenal sebagai STIKO, kementerian kesehatan federal dan negara bagian Jerman sepakat, anak di bawah 60 tahun hanya boleh menerima vaksin AstraZeneca jika mereka termasuk dalam kelompok prioritas tinggi, yang mencakup pasien berisiko tinggi dan pekerja medis, dengan berkonsultasi dengan dokter.

Orang yang berusia di bawah 60 tahun yang telah menerima  AstraZeneca pertama memiliki pilihan untuk menerima suntikan kedua sesuai rencana, jika mereka memiliki prioritas tinggi, atau menunggu STIKO mengeluarkan rekomendasi, yang diharapkan akan dilakukan pada akhir April.

Batasan baru pada penggunaan vaksin AstraZeneca adalah kemunduran lain dalam kampanye vaksinasi Jerman yang sudah lamban.

Sebelumnya, STIKO merekomendasikan suntikan hanya digunakan untuk orang yang berusia 60 tahun ke atas berdasarkan data yang tersedia tentang terjadinya efek samping tromboemboli yang jarang tetapi sangat parah.

STIKO juga sedang mencari kemungkinan untuk memberikan suntikan kedua dengan vaksin COVID yang berbeda.

Dalam sebuah pernyataan yang menanggapi rekomendasi STIKO, AstraZeneca mengatakan keselamatan pasien adalah prioritas tertinggi dan mencatat bahwa badan medis Eropa dan Inggris belum dapat membangun hubungan sebab akibat antara suntikan dan pembekuan.

"Kami akan terus bekerja dengan otoritas Jerman untuk menjawab pertanyaan yang mungkin mereka miliki," tambahnya.

Namun, Jerman akan mengizinkan siapa pun yang berusia 60 tahun ke atas untuk diberikan AstraZeneca dalam upaya untuk mempercepat kampanye vaksinasi. Sejauh ini, vaksinasi baru dilakukan kepada orang yang berusia di atas 70 tahun dan kelompok prioritas tinggi.

Keputusan Jerman mengikuti laporan lebih lanjut oleh regulator vaksin negara itu, Institut Paul Ehrlich, tentang kasus pembekuan darah yang dikenal sebagai trombosis vena sinus serebral.

PEI menyatakan telah mendaftarkan 31 kasus CSVT, yang mengakibatkan sembilan kematian, dari sekitar 2,7 juta orang yang telah menerima vaksin AstraZeneca. Dengan pengecualian dua kasus, semua laporan melibatkan perempuan berusia antara 20 dan 63 tahun.

Karena penggunaan vaksin di Jerman pada awalnya terbatas pada mereka yang berusia di bawah 65 tahun, suntikan telah diberikan di antara wanita yang lebih muda, terutama staf medis dan guru.

Banyak negara Eropa sempat berhenti menggunakan vaksin AstraZeneca awal bulan ini saat menyelidiki kasus pembekuan darah yang jarang terjadi.

Baik European Medicines Agency (EMA) dan Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bulan ini manfaat vaksin AstraZeneca melebihi risikonya.

Tinjauan EMA yang mencakup 20 juta orang yang mengambil suntikan AstraZeneca di Inggris dan Wilayah Ekonomi Eropa menemukan tujuh kasus pembekuan darah di beberapa pembuluh darah dan 18 kasus CVST. (Reuters)

KEYWORD :

AstraZeneca Amerika Serikat Uni Eropa Vaksin COVID-19




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :