Rabu, 24/04/2024 03:14 WIB

Prancis Kecam Kekerasan Membabi Buta dan Mematikan di Myanmar

Setidaknya 107 orang, termasuk tujuh anak, tewas pada Sabtu, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa, ketika rezim itu menggelar unjuk rasa besar untuk Hari Angkatan Bersenjata - sebuah parade tahunan yang menampilkan kehebatan militer Myanmar.

Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan di belakang barikade selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar pada 27 Februari 2021. [Stringer - Anadolu Agency]

Paris, Jurnas.com - Prancis mengecam kekerasan "membabi buta dan mematikan" di Myanmar di mana tindakan keras junta yang berkuasa menewaskan lebih dari 100 orang pada Sabtu, selama akhir pekan paling mematikan sejak kudeta militer.

"Pasukan keamanan di Myanmar telah mencapai tahap baru dalam kekerasan buta dan mematikan dan kembali menggunakan senjata terhadap penduduk, menewaskan lebih dari 100, termasuk anak-anak yang masih sangat kecil," kata Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian dalam sebuah pernyataan, seperti disadur dari AFP.

"Sementara sanksi telah diputuskan dengan mitra Eropa dan internasional kami. Saya menyerukan kepada semua pasukan Myanmar untuk memecahkan kebuntuan di mana mereka memimpin negara mereka, mengakhiri kekerasan, pembebasan tanpa syarat dan segera semua tahanan politik dan melanjutkan jalur dialog," kata Le Drian.

Setidaknya 107 orang, termasuk tujuh anak, tewas pada Sabtu, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa, ketika rezim itu menggelar unjuk rasa besar untuk Hari Angkatan Bersenjata - sebuah parade tahunan yang menampilkan kehebatan militer Myanmar.

Lebih dari 450 orang telah tewas dalam penumpasan protes sejak kudeta 1 Februari, menurut kelompok pemantau Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), karena pasukan keamanan telah menggunakan peluru karet dan peluru tajam untuk membubarkan demonstrasi.

"Angkatan bersenjata telah merusak, pada hari Hari Angkatan Bersenjata, raison d`etre mereka, yaitu untuk melindungi penduduk", lanjut Le Drian. "Sejak itu, jumlah korban tewas semakin meningkat dan Myanmar semakin tenggelam dalam tragedi."

Dia mengatakan bahwa Prancis tidak akan menyerah dalam upayanya dengan mitra Eropa dan internasionalnya untuk mendukung aspirasi sah rakyat Myanmar.

KEYWORD :

Militer Myanmar Aung San Suu Kyi Prancis Jean-Yves Le Drian




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :