Selasa, 23/04/2024 13:22 WIB

Mentan Syahrul Minta Bahan Baku Porang Tak Dieskpor

Porang merupakan komoditas pertanian yang mendadak booming belakangan ini.

Menteri Pertanian, Syarul Yasin Limpo. (Foto: Humas Kementan)

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meminta agar porang tidak diekspor dalam bentuk bahan baku. Itu disampaikan dalam acara talkshow "Strategi Pengembangan Porang Sebagai Komoditas Mahkota", di Aula Display Puslitbang Perkebunan, Bogor, Kamis (25/3).

"Jangan ada yang mengeskpor umbian dalam bentuk apapun. Jangan sampai tanama besok yang menjadi mahkota dicuri orang," tegas Syahrul pada acara yang digelar Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) itu.

Porang merupakan komoditas pertanian yang mendadak booming belakangan ini. Permintaan bahan baku industri yang tinggi menyebabkan banyak petani berminat membudidayakan porang karena nilai usaha taninya cukup menggiurkan.

Syahrul mengatakan, di tahun 2020 ada 13 negara tujuan ekspor porang di antaranya China, Vietnam, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Myanmar, India, Belgia, Singapura, Bulgaria, Prancis dan Amerika Serikat.

"Berarti ini harus lebih intens kita bicarakan karena pertanian berbicara soal budidaya. Selain budidaya kita juga harus berbicara soal pascanya agar tepat waktu. Karena itu, bicara porang hari ini bicara budidaya dan pascanya secara tepat dimana para pelaku usaha harus bicara yang sebenarnya," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry mengatakan, Balitbangtan telah menyiapkan teknologi dari hulu hingga hilir. "Alhamdulillah atas arahan pak menteri, sekarang teman-teman di Balitbang sudah mengoleksi cukup banyak calon varietas porang. Sekarang yang baru dilepas adalah porang Madiun 1 dan akan menyusul varietas unggul baru lainnya," jelas Fadjry.

Di samping itu, lanjut Fadjry, saat ini Balai Besar Biogen (Biogen) dan Bioteknologi telah menemukan pormula memperbanyak secara tepat benih porang secara kultur jaringan dan ditargetkan dalam beberapa bulan ke depan mampu menyediakan sebanyak 5-10 juta.

Selain itu, Balitbangtan juga akan menggandeng mitra stakeholder baik pemerintah daerah, swasta dan semua penggiat tanaman porang dari Sabang hingga Merauke untuk memperbanyak benih porang.

Dari sisi hilirnya, lanjut Fadjry, Balai Besar Litbang Pasca Panen Pertanain sudah mempunyai teknologi untuk membuat chips dan tepung dan diharapkan kedepannya mampu dikelola kelompok tani.

"Kalau menjual dalam bentuk basah, bisanya Rp8-9 ribu per kg. Tapi kalau dalam bentik chips kering nilainya bisa Rp50-60 per kg. Apalagi kalau sudah dalam bentuk tepung. Itu sudah 300-400 per kg. Jadi bukan main nilai tambahannya. Belum lagi produk lainnya karena bisa untuk kosmetik dan makanan fungsional," ujar dia.

KEYWORD :

Syahrul Yasin Limpo Porang Fadjry Djufry




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :