Sabtu, 20/04/2024 03:15 WIB

Food Estate Dukung Ketahanan Pangan Nasional

Pelaksanaan food estate ini didukung Kementan melalui pendekatan teknologi, sosialisasi kepada petani untuk menggunakan padi unggul bermutu bersertifikat.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo diguyur hujan meninjau salah satu food estate di Desa Makatakeri Kecamatan Katikutana Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur, Jumat (8/1).

Jakarta, Jurnas.com - Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy mengatakan, program food estate ditujukan untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

Itu disampaikan pada diskusi webinar Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bertemakan "Food Estate Dukung Ketahanan Pangan" di Jakarta, Kamis (18/3).

"Lahan rawa itu luasnya 34 juta hektare. Berdasarkan hasil penelitian sekitar 17 juta hektare yang bisa digunakan sebagai lahan pertanian produktif. Upaya ini dilakukan secara bertahap untuk optimalisasi lahan rawa supaya produksi kita meningkat," ucap Sarwo Edhy 

Sarwo menerangkan, pelaksanaan food estate ini didukung Kementan melalui pendekatan teknologi, sosialisasi kepada petani untuk menggunakan padi unggul bermutu bersertifikat.

"Alhasil, produkvitas food estate di lahan rawa Kalimantan Tengah naik dari sebelumnya 2-3 ton per hektare bisa menjadi 5 ton per hektare. Lahan rawa merupakan masa depan bangsa Indonesia," ujar dia.

Sarwo mengatakan, pemerintah terus berusaha meningkatkan produktivitas tanaman di lahan rawa, terutama di food estate melalui teknologi. Pihaknya juga memberikan bantuan alat olah tanam dan panen untuk digunakan petani.

Pada 2021, Kementan mencoba optimalisasi lahan rawa di Kalimantan Tengah seluas 30 ribu hektare. "Semoga ke depannya lahan food estate ini bisa berkembang dengan baik. Juga di NTT di Sumba Tengah, sehingga kita bisa memenuhi kebutuhan pangan bagi 270 juta jiwa," ujar dia.

Pada 2019 pemerintah mengoptimalkan lahan rawa di lima provinsi yakni, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Jambi dan Lampung. Luas lahan di 5 provinsi itu ada sekitar 366 ribu ha lahan rawa untuk budidaya padi.

Senior Advisor Croplife Indonesia, Midzon Johannis mengatakan pihaknya sangat mendukung program pembangunan food estate yang digaungkan pemerintah.

Dukungan Croplife Indonesia bagi pertanian Indonesia yakni dengan mendorong pengembangan teknologi baru untuk perlindungan tanaman, biologi, bioteknologi, digital dan smart agriculture sesuai dengan kondisi Indonesia.

Croplife Indonesia juga mendukung penyediaan teknologi dan menjamin ketersediaan sarana pertanian seperti produk perlindungan tanaman dan benih, pendamping kepada petani melalui learning centers, ekspo pertanian, pelatihan agronomi dan stewardship.

"Penyediaan teknologi dan menjamin ketersediaan sarana pertanian seperti produk perlindungan tanaman dan benih,” ujar Midzon.

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi-FEM Institut Pertanian Bogor (IPB) Sahara mengatakan, pada konsep pengembangan food estate mekanisasi dan modernisasi pertanian/digitalisasi merupakan salah satu simpul penting yang harus diperkuat baik di on farm dan off farm.

"Penggunaan alat dan mesin pertanian pada saat pengolahan lahan akan meningkatkan produksi pertanian,”ucap Sahara. Sementara, pengelolaan hasil diperlukan penggilingan padi atau RMU (Rice Milling Unit) yang merupakan titik sentral dari agroindustri padi.

Kasubdit Optimasi dan Rehabilitasi Lahan, Ditjen PSP, Kementerian Pertanian, Foyya Yusufu Aquino mengatakan, sebagai contoh penerapan teknologi di lahan food estate, pemerintah membuat center of excellence di Kabupaten Kapuas 1.000 ha dan Kabupaten Pulang Pisau 1.000 ha.

KEYWORD :

Sarwo Edhy Ketahanan Pangan Food Estate




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :