Kamis, 25/04/2024 18:17 WIB

Penderita Ginjal, Tetaplah Hidup Berkualitas

Pentingnya edukasi mengenai penyakit ginjal, komplikasi, tatalaksana dan pilihan pengobatan pada pasien PGK sebelum mencapai PGTA

ilustrasi anatomi ginjal manusia (foto: UPI)

Jakarta, Jurnas.com - Hari Ginjal Sedunia (World Kidney Day atau WKD) kembali diperingati di Indonesia dan di seluruh dunia pada tanggal 11 Maret 2021 dengan mengusung tema ‘Living Well with Kidney Disease’ yang menekankan upaya-upaya untuk “berdamai” dengan penyakit ginjal untuk mencapai hidup yang berkualitas bersama penyakit ginjal.

Ketua Umum Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI), dr. Aida Lydia, PhD., SpPD, K-GH menyatakan bahwa sekitar sepertiga pasien dengan PGK belum mengetahui benar mengenai penyakitnya, progresifitas/perjalanan penyakitnya serta modalitas terapi yang ada setelah mengalami penyakit ginjal tahap akhir (PGTA) atau gagal ginjal terminal.

“Umumnya pasien datang dalam kondisi yang sudah lanjut, dimana fungsi ginjal sudah sangat rendah dan telah terjadi komplikasi akut dari Penyakit Ginjal Kronis (PGK) itu sendiri sehingga pilihan pengobatan yang ditawarkan saat itu juga terbatas,” ujar dr. Aida.

Ia menekankan pentingnya edukasi mengenai penyakit ginjal, komplikasi, tatalaksana dan pilihan pengobatan pada pasien PGK sebelum mencapai PGTA. Pasien dan/atau keluarganya harus dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan atas kondisi kesehatannya dengan mengedepankan peran, nilai, prioritas serta tujuan dari pasien itu sendiri. Pendekatan ini disebut dengan Patient-Oriented Outcomes.

Banyak manfaat yang didapat dengan mengedepankan kualitas hidup pasien dalam pengelolaan pasien PGK. Pasien dengan tingkat kepuasan yang tinggi terhadap pengobatan penyakit ginjal yang dideritanya mempunyai kepatuhan berobat dan luaran klinis yang lebih baik, hingga pengeluaran biaya pengobatan yang lebih sedikit.

Strategi yang digunakan dalam upaya mencapai keberhasilan pengobatan berbasis Patient-Oriented Outcomes ini berbasis pada kemitraan, pemberdayaan pasien dan pendekatan berbasis kekuatan. Pasien dan pendampingnya harus dilibatkan dalam pengambilan Didukung oleh: keputusan serta harus mengerti mengenai konsekuensi yang muncul akibat keputusan tersebut.

“Hal ini tentu saja dapat meningkatkan kepercayaan diri pasien dalam membuat keputusan akan modalitas pengobatannya. Selain itu, pengobatan terhadap aspek kejiwaan akibat kondisi penyakit ginjalnya seperti gangguan cemas, depresi, gangguan tidur, dan stres juga harus diberikan demi mengoptimalkan peran pasien dalam kehidupannya,” terang dr. Aida.

Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan RI, dr. Rita Rogayah, SpP(K) menjelaskan,  pemberdayaan dan peningkatan kemitraan dengan pasien serta pendamping dalam pengembangan, implementasi serta evaluasi kebijakan maupun praktik klinis juga merupakan strategi yang perlu digalakkan dalam meningkatkan partisipasi hidup pasien ginjal kronis.

”Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan adaptasi pasien PGK terhadap penyakitnya seperti keyakinan, budaya setempat, agama serta faktor eksternal lain seperti pengetahuan, dukungan keluarga dan akses terhadap pusat kesehatan,” ujar dr. Rita.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Dewan Direksi BPJS Kesehatan, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, MSc., PhD menyampaikan, salah satu strategi pemberdayaan pasien adalah memfasilitasi akses pengobatan yang berkualitas.

“Sebagai contoh, pasien harus terbebas dari gejala-gejala komplikasi terkait dengan PGK seperti kecemasan, depresi, gangguan tidur, gangguan penyesuaian, anemia dan gatal-gatal dengan cara identifikasi gejala tersebut dan tersedianya akses untuk mendapatkan pengobatan sesuai dengan gangguan yang dialami pasien,” jelas Prof. dr. Ali Ghufron Mukti.

Ia menambahkan, selain terapi obat, pasien PGTA juga dapat dihadapkan pada pilihan terapi pengganti ginjal yang disesuaikan dengan tujuan, prioritas, dan nilai hidup baik pasien, maupun pendamping pasien. Selain itu, peran dari pemangku kebijakan antara lain meningkatkan sumber daya untuk penyediaan layanan kesehatan yang komprehensif termasuk obat-obatan, nutrisi dan layanan rehabilitasi serta menjamin akses menuju perawatan kesehatan tersebut.

Sebagai kesimpulan, terdapat 4 kunci dalam mempromosikan pemberdayaan pasien untuk mencapai hidup yang berkualitas, antara lain yaitu pemahaman mengenai peran masing-masing individu (pasien, pendamping/keluarga pasien, tenaga kesehatan dan pembuat kebijakan), pengetahuan pasien yang Didukung oleh: cukup mengenai penyakitnya untuk dapat berperan dalam pengambilan keputusan, kemampuan pasien dalam self-management dan lingkungan yang memfasilitasi.

KEYWORD :

Ginjal WKD PGTA Pasien




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :