Sabtu, 20/04/2024 11:56 WIB

Malaysia Setujui Penggunaan Vaksin COVID-19 Sinovac dan AstraZeneca

Otoritas kesehatan juga mengevaluasi vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh Gamaleya Research Institute Rusia, dan fasilitas pembotolan lokal untuk vaksin Sinovac.

Vaksinasi flu selama kehamilan aman bagi ibu dan anak-anak, sebuah studi baru ditemukan. Foto milik HealthDay News

Kuala Lumpur, Jurnas.com - Malaysia pada Selasa (2/3) memberikan persetujuan bersyarat untuk penggunaan vaksin yang dibuat oleh perusahaan Inggris, AstraZeneca dan China, Sinovac, hanya beberapa hari setelah meluncurkan program inokulasi COVID-19 nasional.

Malaysia memulai kampanye vaksinasi pada 24 Februari menggunakan vaksin yang dikembangkan produsen obat Amerika Serikat (AS), Pfizer dan mitra Jerman BioNTech, saat mencoba mengendalikan lonjakan infeksi dan membantu menghidupkan kembali ekonomi yang mencatat kemerosotan terburuk dalam lebih dari dua dekade tahun lalu.

"Persetujuan bersyarat berarti Malaysia akan menggunakan vaksin yang dikembangkan Astrazeneca dan Sinovac, tetapi kedua perusahaan akan diminta untuk memberikan data tambahan tentang pengiriman bergulir untuk memastikan efektivitas dan keamanan vaksin," kata Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah dalam sebuah pernyataan.

Noor Hisham mengatakan, otoritas kesehatan juga mengevaluasi vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh Gamaleya Research Institute Rusia, dan fasilitas pembotolan lokal untuk vaksin Sinovac.

Sinovac menandatangani kesepakatan dengan Pharmaniaga Malaysia, yang akan melakukan proses pengisian dan penyelesaian untuk distribusi vaksin di Malaysia, sebelum kemudian memproduksinya secara lokal.

Malaysia bertujuan untuk memvaksinasi setidaknya 80 persen dari populasi sekitar 32 juta pada Februari tahun depan.

Bulan lalu, pemerintah mengatakan telah mengamankan 66,7 juta dosis vaksin, cukup untuk menutupi lebih dari populasinya. (Reuters)

KEYWORD :

Vaksin Inggris Vaksin AstraZeneca China Sinovac Malaysia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :