Sabtu, 20/04/2024 01:20 WIB

Kepala Perpusnas Dorong Civitas Academica Menulis Buku

Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI berkomitmen untuk meningkatkan indeks literasi masyarakat Kalimantan Tengah (Kalteng)

Syarif Bando dalam penandatangan nota kesepahaman di Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah, Palangka Raya, Kalteng, pada Selasa (2/3/2021).

Palangka Raya, Jurnas.com - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI berkomitmen untuk meningkatkan indeks literasi masyarakat Kalimantan Tengah (Kalteng). Perpusnas menjalin kerja sama dengan sebelas perguruan tinggi negeri maupun swasta yang ada di Kalteng.

Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan Perpusnas dengan IAIN Palangka Raya, STMIK Palangka Raya, Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka Raya, Poltekkes Palangka Raya, Institut Agama Kristen Negeri Palangka Raya, Poltekkes Kemenkes Banjarmasin, Universitas Muhammadiyah Palangka Raya, Universitas Palangka Raya, Universitas PGRI Palangka Raya, Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Tambun Bungai Palangka Raya, dan STIE YBPK Palangka Raya.

Pada kesempatan sama, Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando memberikan bantuan satu unit mobil perpustakaan keliling (MPK) sebagai layanan ekstensi perpustakaan di Kalteng. Bantuan yang diberikan secara simbolis ini diterima Sekretaris Daerah Provinsi Kalteng Fahrizal Fitri.

Syarif Bando menyampaikan, tugas Perpusnas sebagai lembaga negara non kementerian melakukan sinergitas untuk pembinaan teknis sekaligus pengembangan semua jenis perpustakaan yakni perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah, dan perpustakaan perguruan tinggi. Karenanya, Perpusnas mengajak seluruh perpustakaan di Indonesia untuk memosisikan diri sebagai pusat ilmu pengetahuan.

“Hari ini perpustakaan harus bertransformasi menjadi perpustakaan sebagai transfer knowledge, inilah esensi perpustakaan di abad 21 mengajak seluruh komponen bangsa untuk sama-sama kita sinergi untuk bicara bagaimana transfer knowledge,” ungkapnya usai penandatangan nota kesepahaman di Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah, Palangka Raya, Kalteng, pada Selasa (2/3/2021).

Lebih lanjut, Syarif Bando menjelaskan, literasi adalah kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu subjek ilmu pengetahuan. Saat ini, pihaknya sudah mengidentifikasi kondisi literasi di Indonesia menjadi hulu dan hilir. Dia menilai, rendahnya budaya baca masyarakat yang berdampak pada indeks literasi yang rendah, merupakan kondisi di hilir. Dan ini merupakan fakta yang ada. Namun dia melihat bahwa selama hampir 76 tahun Indonesia merdeka, pembahasan soal kondisi di hilir masih terus berlangsung. Padahal seharusnya kendala yang ada di hulu diperbaiki bersama seluruh pemangku kepentingan.

“Karena itu di 2021 bagaimana peran negara, peran akademisi dan perguruan tinggi untuk menghasilkan buku-buku yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, para penerbit, penerjemah. Bagaimana regulasinya yang memungkinkan buku dari Jakarta bisa sampai ke Kalimantan Tengah,” urainya.

Sementara itu, Fahrizal Fitri menyatakan dalam upaya mempercepat sumber daya manusia yang cerdas, sehat dan berdaya saing, diperlukan upaya bersama yaitu mengajak semua lapisan masyarakat Kalteng untuk membudayakan gemar membaca. Hal ini didukung dengan diterbitkannya Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 58 Tahun 2020 tentang Pembudayaan Gemar Membaca.

“Kegiatan ini jangan hanya sebatas seremonial saja, tetapi benar-benar diimplementasikan oleh bupati/walikota melalui langkah pro aktif untuk mendukung peningkatan indeks literasi masyarakat, salah satunya memperkuat dengan peraturan kepala daerah, melalui Gerakan Kalteng Membaca yang telah dicanangkan di tahun 2020 di masing-masing daerah, serta melakukan sosialisasi hingga tingkat kecamatan maupun desa,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Fahrizal mengatakan, saat ini Kalteng masuk program strategis nasional 2020-2024, yakni program Food Estate, di mana provinsinya menjadi salah satu lokasi cadangan pangan nasional. Untuk itu, diharapkan adanya peningkatan pengetahuan dan teknologi untuk petani melalui buku terapan tentang pertanian.

Sementara itu, Rektor IAIN Palangka Raya Khairil Anwar sepakat dengan pernyataan Kepala Perpusnas jika perguruan tinggi sebagai salah satu sisi hulu yang berperan dalam peningkatan indeks literasi masyarakat. Saat ini, IAIN Palangka Raya mewajibkan mahasiswanya untuk membuat makalah dengan membaca tiga buku. Selain itu, pihaknya meminta dukungan dari pemerintah provinsi setempat berupa fasilitas percetakan buku.

"Selama ini kalau mau cetak buku masih ada di Jawa, tentunya hal itu akan membuat cost lebih besar. Kalau ada di Palangka Raya, tentunya penulis bisa mencetak bukunya disini tanpa perlu ke Jawa, sehingga bisa menambah bahan bacaan untuk masyarakat," ucapnya.

Menanggapi hal tersebut, Syarif Bando menyatakan kesediaannya untuk memberikan bantuan buku untuk Kalteng, sekaligus mengajak civitas akademika untuk menulis buku. Menurutnya, mencari buku sama halnya dengan mencari ilmu pengetahuan. Tantangan ke depan seberapa besar perguruan tingggi bisa menghasilkan buku.

KEYWORD :

Kepala Perpusnas Indeks Literasi Kalimantan Tengah Civitas Academica




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :