Jum'at, 26/04/2024 04:17 WIB

UGM Dukung "Jogja Lebih Bike" Tekan Polusi Udara

Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada (UGM) menyebut seiring dengan pertumbuhan laju motorisasi, transportasi darat terbukti menyumbang lebih dari 60 persen emisi di Yogyakarta.

Ilustrasi bersepeda (Foto: Unsplash)

Jakarta, Jurnas.com - Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada (UGM) menyebut seiring dengan pertumbuhan laju motorisasi, transportasi darat terbukti menyumbang lebih dari 60 persen emisi di Yogyakarta.

Karena itu, untuk mengatasi problem ini membutuhan tiga opsi kebijakan, yaktu mengurangi jumlah atau jarak perjalanan, inovasi teknologi dan efisien, serta perpindahan ke moda transportasi ramah lingkungan.

"(Kampanye) Jogja Lebih Bike tentunya merupakan inisiatif yang sangat baik karena mendorong masyarakat melakukan perubahan pilihan moda transportasi yang minim emisi," kata Dr. Ir. Arif Wismadi MSc dari Pustral UGM pada Kamis (18/2).

Sebagai bagian dari kolaborasi dengan Jogja Lebih Bike, Pustral UGM saat ini tengah melaksanakan Studi Kelayakan Bersepeda (Bikeability Study).

Menurut data Kompas 2020, dalam mobilitas harian 88 persen masyarakat Jogja masih sangat bergantung pada kendaraan bermotor, terutama sepeda motor. Hanya 2,6 persen warga yang telah bersepeda.

Karena itu, inisiatif Jogja Lebih Bike dinilai sebagai gerakan bersama masyarakat dalam menghidupkan kembali sepeda sebagai bagian dari aktivitas harian, dan wujud kontribusi kolektif dalam menciptakan udara yang lebih bersih di Jogja.

Kerja sama berbagai mitra mulai dari akademisi, lembaga swadaya masyarakat, hingga komunitas pesepeda melalui Jogja Lebih Bike dibangun untuk menggerakkan percakapan publik tentang pentingnya kualitas udara yang baik, dan mendorong partisipasi warga dalam menciptakan udara bersih melalui kegiatan bersepeda.

"Survei terhadap 500 responden di Jogja menunjukkan bahwa polusi udara ternyata termasuk dalam tiga isu terpenting bagi warga Jogja selain penanganan Covid-19 dan kriminalitas. Selain itu 62,5 persen masyarakat yang tinggal di kota Jogja menilai kualitas udara di lingkungannya tidak baik namun memiliki optimisme bahwa kondisi kualitas udara dapat membaik dalam beberapa tahun ke depan", ungkap Nurul Fatchiati, Peneliti Litbang Kompas.

Untuk membantu masyarakat mendapatkan data kualitas udara secara real-time, Jogja Lebih Bike juga bekerja sama dengan Nafas, sebuah startup dengan jaringan sensor kualitas udara terbesar di Indonesia. Lima sensor kualitas udara telah dipasang di berbagai titik polusi di Jogja yaitu di Gondolayu (Tugu), Sayidan, Umbulharjo, Jembatan Janti dan di kampus UGM.

Piotr Jakubowski, Co-founder dan Chief Growth Officer Nafas menerangkan, data kualitas udara yang dapat diakses secara mudah dan real-time saat ini masih terbatas, padahal data kualitas udara menjadi penting untuk dijadikan acuan bagi masyarakat dalam beraktivitas, terutama bagi kelompok sensitif, misalnya anak-anak, orang lanjut usia dan orang dengan penyakit pernapasan.

"Data real-time kualitas udara dapat diakses secara mudah dan gratis melalui aplikasi Nafas maupun website Jogja Lebih Bike," ujar dia.

Diketahui, berbagai elemen masyarakat Jogja berkolaborasi meluncurkan Kampanye Jogja Lebih Bike. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran warga Jogja dan pemangku kepentingan tentang masalah polusi udara serta mendorong perubahan baik di sisi kebijakan hingga perilaku masyarakat dalam memilih moda transportasi yang lebih ramah lingkungan.

KEYWORD :

UGM Universitas Gadjah Mada Jogja Lebih Bike Bersepeda




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :