Sabtu, 20/04/2024 18:28 WIB

Kementan-Kementerian LHK Bina Poktan di Kawasan Hutan Lindung Gunung Balak Lampung

Kabupaten Lampung Timur bukan merupakan sentra produksi tanaman hortikultura di Provinsi Lampung, tetapi cukup mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam mendukung program pemerintah Provinsi Lampung. 

Kementan-Kementerian LHK Bina Poktan di Kawasan Hutan Lindung Gunung Balak Lampung

Lampung, Jurnas.com - Sektor pertanian dan kehutanan merupakan pilar utama bagi perkembangan wilayah. Sektor ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lampung Timur.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memberikan dukungan pemanfaatan pertanian dan kehutanan untuk perkembangan wilayah. "Kita memberikan dukungan, apalagi jika kedua sektor itu dikelola dengan benar. Artinya, harus ada peningkatan kualitas SDM agar pengelolaannya menjadi maksimal," katanya.

Mentan Syahrul juga menambahkan, dalam mewujudkan Pertanian Maju, Mandiri dan Modern perlu adanya kerja sama dan melibatkan bebagai macam pihak.

"Jadi membangun pertanian butuh kerja sama dan sinergi yang baik antar pemerintah baik pusat dan daerah. Selain itu sebagai pelaku nya SDM pertanian juga perlu di perkuat kapasitasnya," ujar Mentan SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan pihaknya akan mendukung pengembangan SDM pertanian.

"Peningkatan dan pengembangan SDM pertanian harus dilakukan. Siapakah SDM pertanian itu? Bisa penyuluh, petani, poktan, gapoktan, juga petani milenial," katanya.

Dedi Nursyamsi menambahkan, peningkatan SDM pertanian harus dilakukan karena SDM adalah faktor pengungkit utama peningkatan produktivitas pertanian.

Menurutnya, kualitas SDM juga bisa membantu peningkatan pertanian di Lampung Timur. Terlebih, meski Kabupaten Lampung Timur bukan merupakan sentra produksi tanaman hortikultura di Provinsi Lampung, tetapi cukup mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam mendukung program pemerintah Provinsi Lampung. Utamanya dalam hal ketahanan pangan dan kemandirian pangan menuju kedaulatan pangan.

Salah satunya di kawasan hutan lindung register 38 Gunung Balak yang memiliki potensi dalam hal pengembangan bibit alpukat Siger varietas Sibatu endemik Lampung yang memiliki pangsa pasar yang tinggi.

Alpukat Siger Sibatu ini memiliki keunikan yang khas dari segi morfologi tanaman maupun kualitas rasa sehingga banyak diminati pasar. Alpukat ini sudah dipasarkan di berbagai wilayah di Indonesia.

Pengembangan alpukat Siger Sibatu di tengah pandemi Covid-19 ini menjadi potensi bagi Provinsi Lampung, untuk itu diperlukan dukungan dan sinergi yang baik antar pemerintah baik pusat dan daerah.

Sinergi di lapangan ditunjukkan oleh UPT Kementan yaitu Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Lampung dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Way Seputih Sekampung yang merupakan UPT Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mendukung kesinambungan hidup para petani di hutan lindung register 38 Gunung Balak.

Kerjasama ini dilakukan dengan melakukan pembinaan terhadap penduduk yang bermata pencarian sebagai petani untuk melakukan penanaman alpukat siger varietas sibatu di kawasan hutan lindung untuk konservasi tanah sekaligus sertifikasi bibit dan produk hasil yang akan dipasarkan.

Dalam kesempatan kunjungan ke lokasi penanaman alpukat di kawasan Hutan Lindung Register 38 Gunung Balak, Lampung Timur, Senin (2/2), Nur Hygiawati Rahayu, Direktur Kehutanan dan Konservasi SDA Bappenas mengapresiasi sinergitas yang diciptakan oleh Bapeltan Lampung dan BPDASHL WSS Lampung dalam melakukan pembinaan kelompok tani dari hulu sampai hilir.

Diharapkan sinergi ini akan menjadi percontohan dalam mendukung program Kementan dan KLHK.

“Kami sangat mendukung sinergitas ini, untuk hulu terkait konservasi tanah di kawasan hutan lindung akan dibina oleh BPDASHL WSS Lampung (KLHK) sedangkan hilir yakni budidaya, produk dan peningkatan SDM pertanian akan menjadi tugas Bapeltan Lampung,” ujarnya.

Nur Hygiawati Rahayu berharap, masyarakat sekitar kawasan hutan lindung tetap menciptakan hutan lestari dengan pertanian yang maju, mandiri, dan modern.

Sejalan dengan hal tersebut, Kepala BPDASHL WSS Lampung, Idi Bantara pun menegaskan bahwa pihaknya pun akan terus mendukung seluruh program KLHK dan Kementan.

Sehingga, pengelolaan hutan yang telah diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat tetap terjaga dan lestari serta masyarakat di sekitar kawasan hutan lindung Gunung Balak tetap sejahtera ekonominya walaupun ditengah pandemi Covid-19.

KEYWORD :

Kementan Kementerian LHK Gunung Balak Lampung Dedi Nursyamsi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :