Kamis, 25/04/2024 15:08 WIB

Tak Punya Lahan Luas, Petani Cilegon Terapkan Hidroganik

Kementerian Pertanian (Kementan) mengatakan, pertanian perkotaan bisa dijalankan dengan teknik yang tepat.

Muharoni menanam padi secara hidroponik. (Foto: Ist)

Cilegon, Jurnas.com -  Kementerian Pertanian (Kementan) mengajak petani untuk memanfaatkan semua lahan termasuk perkotaan untuk memenuhi ketahanan pangan.

Berbagai teknologi pertanian dikeluarkan untuk mendukung pertanian kota. Pertanian kota ini juga yang coba dimaksimalkan Muharoni dari Kelompok Tani Sondol Jaya kelurahan Taman Baru Kecamatan Citangkil Kota Cilegon Banten.

Di beberapa kesempatan, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pertanian perkotaan bisa dijalankan dengan teknik yang tepat.

"Pertanian perkotaan bisa dijalankan melalui budidaya tanaman sistem hidroponik dan sejenisnya. Selain menambah pendapatan, urban farming juga dapat mendukung ketahanan pangan," katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi juga memberikan perhatian terhadap tren warga kota yang gemar bertani dengan teknologi hidroponik.

"Tren ini bisa menjadi momentum yang harus dimanfaatkan penyuluh untuk mendampingi petani kota," kata dia.

Menurutnya, teknologi hidroponik membuat bertani lebih mudah. "Petani kota tidak harus punya lahan. Tanpa lahan pun, masyarakat terutama warga perkotaan dapat menanam sayuran di teras, halaman atau dinding rumah," ujar Dedi.

Sedangkan buat Muharoni kendala lahan yang sempit tidak menyurutkan semangatnya untuk bertani. Di lahan berukuran 2 x 20m2, dia bertanam padi dengan menerapkan teknologi hidroganik.

Muharoni mendapat bantuan sarana dari Pemerintah Provinsi Banten pada 2020. "Bantuan ini sebagai contoh warga untuk bisa bertanam di lahan sempit. Dengan bimbingan penyuluh setempat saya memulai teknologi hidroganik dengan menanam padi dan beternak lele," kata Muharoni, Jumat (5/2).

Dengan 480 lubang dengan jarak tanam 25 cm, Muharoni menanami padi varietas Ciherang dan beternak lele di bawah padi yang ditanamnya. Untuk lele Ia membuat kolam dari terpal dengan ukuran yang sama dengan lahan tanaman padi.

Teknologi hidroganik adalah sistem budidaya yang memadukan sistem hidroponik dan tanpa bahan kimia (organik).

Perpaduan keduanya menghasilkan suatu sistem di mana budidaya tanaman dilakukan tanpa media tanah dan menggunakan pupuk organik alami yang berasal dari hewan. Umumnya pupuk organik berasal dari kotoran ikan yang mengalir bersamaan dengan aliran air kolam melalui pipa-pipa, bisa juga ditambahkan dengan pupuk kompos atau pupuk kandang.

Bertanam dengan teknologi ini dirasakannya lebih mudah karena padi tak butuh perawatan ekstra, tak perlu pupuk. Pertumbuhan padi maupun lele lebih cepat.

Untuk menghemat biaya pakan lele, Ia menggunakan pakan organik yang Ia buat sendiri memanfaatkan sayuran yang tidak terjual dan keong. "Pakan lele saya buat sendiri dari sisa sayuran sayuran yang tidak habis terjual apapun sayurannya dan keong,” ujar Muharoni.

"Teknologi hidroganik, seperti tanaman tumpang sari, ketika panen padi berbarengan dengan panen lele. Tanaman padinya kini sudah berhasil dipanen begitu pula ikan lelenya," ungkapnya.

Hasil memuaskan yang diperoleh dari teknologi hidroganik ini membuatnya berencana mengembangkan pertanaman dengan skala yang lebih luas.

Penyuluh Dinas Ketahanan Pangan Kota Cilegon Banten, Shofi Nur Prihatin mengatakan pada dasarnya hidroganik sama saja dengan hidroponik sayuran (aquaponik). Hanya saja sayuran diganti dengan tanaman pangan (padi).

Menurut Shofi semua jenis padi bisa ditanam dengan cara ini, umur panen sama dengan padi yang ditanam konvensional dilahan yakni tiga bulan. Padi seperti biasa disemai dahulu baru dipindahkan. Di bawahnya disebar ikan. Nutrisi padi diperoleh dari kotoran ikan melalui sirkulasi tersebut.

“Untuk menekan pengeluaran, keluarga bisa memanfaatkan lahan sempit dengan penggunaan inovasi teknologi. Pemenuhan gizi keluarga pun bisa dipasok dari tanaman hasil budidaya sendiri lebih aman dan bergizi, “ tuturnya.

KEYWORD :

Petani Cilegon Dedi Nursyamsi Kementan Syahrul Yasin Limpo Hidroganik




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :