Kamis, 25/04/2024 17:16 WIB

Petani Food Estate Butuh Pengering Hadapi Kondisi Basah

Pengering padi dibutuhkan agar kualitas gabah yang dihasilkan baik, dan betul-betul kering. Selama ini petani lakukan dengan menjemur dibawah sinar matahari, butuh waktu hingga satu minggu.

Seorang ibu rumah tangga berjalan di pematang sawah. (Foto: Ist)

Pulang pisau, Jurnas.com - Meningkatnya produktifitas tanaman padi yang baik, ternyata memberikan tantangan baru bagi petani di lahan food estate Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau.

Mujianto, salah satu ketua Kelompok Tani Rukun Santoso mengatakan, kondisi tanaman sudah baik, namun potensi rubuh dan basah akibat angin menjadi meningkat.

"Dibandingkan sebelumnya yang hanya 3,5-4 ton per hektar, saat ini sudah bisa 5-6 ton. Tantangannya tanaman rawan rubuh dan kami butuh pengering padi," kata dia.

Pengering padi dibutuhkan agar kualitas gabah yang dihasilkan baik, dan betul-betul kering. Selama ini petani lakukan dengan menjemur dibawah sinar matahari, butuh waktu hingga satu minggu.

Mujianto meminta pemerintah memperhatikan kebutuhan ini, apalagi bagi petani di lahan rawa yang basah.

Kepala Balai Pengembangan Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah, Syamsuddin menilai wajar harapan petani ini, dan mendukung keberadaannya. Pihaknya berjanji akan melanjutkan harapan petani ini pada pemerintah pusat.

"Pada dasarnya ada beberapa teknologi pengeringan padi, baik dengan mesin pengering yang kapasitasnya besar, atau dapat pula dengan UV dryer yang murah namun efisien," jelas Syamsuddin.

Sebagai pendamping program food estate di Pulang Pisau, Syamsuddin mengatakan Kementan telah bersinergi bersama Pemda, TNI AD dan kelompok tani, sejak dalam proses olah tanah hingga panen.

"Sesuai arahan Bapak Mentan kita akan kawal hingga hilirisasinya. Hingga proses pasca panen, sehingga nilai tambah dalam skala ekonomi yang besar dapat tercapai. Kami bekerja untuk itu," ujar dia.

KEYWORD :

Food Estate Kalimatan Tengah Panen Padi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :