Jum'at, 19/04/2024 16:13 WIB

Kemenko PMK Sarankan Kemdikbud Tak "Baper" jika Dikritik

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menjadikan kritik sebagai upaya mematangkan kebijakan.

Deputi Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK Agus Sartono (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menjadikan kritik sebagai upaya mematangkan kebijakan.

Sebab kebijakan publik yang dikeluarkan pemerintah memang hampir tidak mungkin bisa menyenangkan semua orang, ketika dihadapkan oleh ratusan juta rakyat Indonesia yang memiliki keinginan berbeda satu sama lain.

"Kemdikbud tidak usah berkecil hati bila ada kritik. Karena kita harus berani mengambil tanggung jawab. Kita tidak mungkin blame others (menyalahkan berbagai pihak)," ujar Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK Agus Sartono dalam webinar `FGD Peta Jalan Pendidikan PGRI` pada Selasa (2/2).

Agus mengatakan akhir-akhir Kemdikbud tengah dikritik mengenai Peta Jalan Pendidikan (PJP). Dia menyebut terdapat tiga hal dalam PJP tersebut yang diharus diperjelas oleh kementerian yang digawangi Nadiem Anwar Makarim itu.

"Ada tiga yang dipertajam, yaitu akses, kualitas, dan relevansi. Ini sudah kita sampaikan ke Sekjen (Kemdikbud). Saya belum menangkap detail dari tiga hal tersebut," kata Agus.

Selain itu, lanjut Agus, dalam PJP juga perlu dirumukan mengenai bagaimana menjembatani antara Pelajar Pancasila dan Merdeka Belajar yang menjadi jargon Mendikbud Nadiem. Menurut Agus, kedua program tersebut hingga saat ini belum ditemukan korelasinya.

"Ini seperti lompayan yang saya tidak menemukan ketersinambungan dari satu ide ke ide yang lain. Saya yakin banyak pakar yang mendefinisikan lebih bagus lagi, kaitan antara Merdeka Belajar dengan Pelajar Pancasila," tutur dia.

Agus menambahkan, dalam kaitannya dengan PJP, tantangan terberat justru meningkatkan kompetensi guru. Guru harus mampu mengembangkan konten pembelajaran di tengah pandemi Covid-19 yang menuntut pembelajaran jarak jauh (PJJ).

"Guru harus mampu memanfaatkan IT untuk mengembangkan konten pembelajaran. Bukan cuma konversi dari PDF lalu dikirim, tapi beranimasi. Misalnya, mengajarkan matematika dan biologi harus didesai secara interaktif," tandas Agus.

KEYWORD :

Kemenko PMK Agus Sartono Kemdikbud Peta Jalan Pendidikan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :