Jum'at, 19/04/2024 07:07 WIB

Demi Bertahan Hidup, 43 Persen Warga Yaman Terpaksa Ngirit Makanan

43 persen keluarga Yaman terpaksa mengurangi jumlah makanan harian mereka karena fluktuasi ekonomi negara.

Bantuan pangan yang dikirim oleh Program Pangan Dunia (WFP) didistribusikan kepada orang-orang yang membutuhkan di ibu kota Yaman, Sanaa pada 03 Juni 2020 [Mohammed Hamoud - Anadolu Agency]

Jakarta, Jurnas.com - Program Pangan Dunia (WFP) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Yaman melaporkan bahwa 43 persen keluarga Yaman terpaksa mengurangi jumlah makanan harian mereka karena fluktuasi ekonomi negara.

"Gejolak ekonomi & konflik berarti membuat banyak orang di Yaman secara teratur mengurangi frekuensi atau ukuran makanan mereka atau orang tua makan lebih sedikit sehingga mereka dapat memberi makan anak-anak mereka," tulis WFP di Twitter dilansir Middleeast, Jumat (22/01).

Para ahli mengatakan dalam beberapa bulan terakhir bahwa daya beli warga Yaman telah menurun karena jatuhnya mata uang nasional, dengan penukaran lebih dari 900 riyal setiap dolar AS, mencapai puncaknya November lalu.

Yaman yang miskin telah terperosok dalam konflik sejak Houthi menggulingkan pemerintah dari kekuasaan di ibu kota Sanaa pada akhir 2014. Konflik meningkat pada Maret 2015 ketika koalisi militer pimpinan Saudi turun tangan, mendukung pemerintah Yaman.

PBB mengatakan bahwa perang telah menyebabkan krisis kemanusiaan terburuk secara global, menyebabkan 80 persen populasi bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup, dan lebih dari 100.000 orang tewas.

KEYWORD :

Warga Yaman Krisis Ekonomi Kekurangan Makanan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :