Tampak petani berjalan di ladang kedelainya (Foto: AFP)
Jakarta, Jurnas.com - Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) sudah melahirkan ratusan varietas kedelai yang tak kalah dengan komoditas impor.
"Sejak tahun 1918 hingga sekarang sudah lebih dari 100 varietas kedelai, selama kurun waktu 10 tahun terakhir ada 27 varietas kedelai," ujar Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Priatna Sasmita kepada Jurnas.com, Jakarta Rabu (13/1).
Di antara ratusan varietas tersebut, varietas Anjasmoro mempunyai kualitas fisik setara dengan kedelai impor (ukuran dan warna biji, Red). Pilihan lainnya, ada varietas Grobogan, Dega 1, Devon 1, Devon 2, Dena 1, Detap 1 dan masih banyak lagi.
56 Ribu Ton Kedelai Impor Tiba di Indonesia
Menurut Priatna, kelebihan varietas lokal tersebut tidak memerlukan lahan dan media tanam khusus karena sudah didesain sesuai dengan semua lahan yang ada di Indonesia.
"Untuk kondisi optimal, seperti tidak mengalami kelebihan dan kekurangan air, sinar matahari cukup tidak ada naungan, nutrisi tercukupi, Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan gulma terkendali produksi bisa mencapai 3,5 ton per hektare," terang dia.
Untuk lama waktu yang dibutuhkan memanen kedelai lokal tersebut membutuhkan sekitar 76 – 85 hari atau sekitar 3 bulan. Jauh lebih cepat dibandingkan kedelai impor yang membutuhkan waktu sekitar 6 bulan.
Dari sisi keunggulan, kedelai lokal tidak kalah dibanding kedelai impor. Berikut keunggulannya;
Tahu
• Rendemen tahu lebih tinggi
• Tidak mengalami susut volume setelah penggorengan
• Rasa lebih gurih, nilai nutrisi lebih tinggi (kedelai lokal lebih fresh, protein lebih tinggi sehingga cita rasa lebih gurih)
• Non GMO
Tempe
• Rendemen lebih tinggi
• Tidak mengalami susut volume setelah penggorengan
• Rasa lebih gurih, nilai nutrisi lebih tinggi (kedelai lokal lebih fresh, protein lebih tinggi sehingga cita rasa lebih gurih)
• Non GMO
Kecap
• Protein kedelai hitam lebih tinggi daripada kedelai impor, sehingga kandungan protein kecapnya lebih tinggi.
Kedelai Lokal Kedelai Impor Balitbangtan Kementan Priatna Sasmita