Sabtu, 20/04/2024 06:08 WIB

Catat! Harga Kedelai Rp 8.500 per Kg Hanya Berlaku 100 Hari

Mekanisme gerakan stabilisasi pasokan dan harga kedelai dilakukan dengan menggandeng asosiasi importir yang menjual ke pengrajin dengan harga Rp. 8.500 per kg.

Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP), Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Hendriadi saat melakukan stabilisasi harga kedelai di Kendal, Jawa Tengah, Jumat 8 Januari 2021. (Foto: Ist)

Kendal, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) manargetkan dalam dalam 100 hari ke depan akan menstabilkan pasokan dan harga kedelai agar pengrajin tempe dan tahu dapat terus berproduksi.

Sejak launching di Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (7/1), Kementan terus mendorong gerakan stabilisasi pasokan dan harga kedelai. Kali ini dilakukan di Kendal, Jawa Tengah, Jumat (8/1).

Mekanisme gerakan stabilisasi pasokan dan harga kedelai dilakukan dengan menggandeng asosiasi importir yang menjual ke pengrajin dengan harga Rp 8.500 per kg.

"Harapannya para pengrajin ini bisa tetap berproduksi, memang ada kenaikan, dulu harga kedelai Rp 7.000 per kg, kemudian naik sampai Rp 9.000 bahkan lebih, dan kini disepakati menjadi 8.500," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP), Agung Hendriadi.

Dia menyebut, upaya ini sesuai arahan Presiden Jokowi kepada Menteri Pertanian (Mentan), Syharul Yasin Limpo untuk stabilisasi pasokan dan harga kedelai, juga diikuti dengan upaya peningkatan produksi dan ketersediaan kedelai dalam negeri.

"Dalam 100 hari kedepan kita mendekatkan distributor dengan pengrajin tempe tahu sehingga harga kedelai bisa Rp 8.500 di tingkat pengrajin. Kedua, Kementan akan menggenjot produksi kedelai lokal, dan ketiga adalah menjadikan kedelai sebagai suatu komoditas yang kita monitor keberadaannya, harganya dan sebagainya," ujar Agung.

Menurut Agung harga jual kedelai dari importir ke pengrajin sebesar Rp 8.500 per kg adalah kesepakatan untuk 100 hari kedepan.

"Kenapa 100 hari, karena dalam 100 hari kedepan kita sedang mempersiapkan benih, kita tahu bahwa importir masih punya stok kedelai dan ini bisa kita gunakan dalam 100 hari ke depan," ujarnya.

Dia berharap dengan harga kesepakatan tersebut, importir tidak dirugikan dan dapat disebut sebagai sharing profit. Pada saat yang sama, pengrajin juga tidak perlu memperkecil ukuran tempe dan tahunya meskipun ada kenaikan harga tapi dia menilai tidak akan terlalu besar.

Sementara itu, Ketua Puskopti Jawa Tengah, Sutrisno menyatakan kesiapannya untuk menindaklanjuti kesepakatan asosiasi importir dengan Gakoptindo. "Gerakan stabilisasi pasokan dan harga kedelai ini kami sambut baik, dan kami siap laksanakan sesuai kesepakatan," ujar Sutrisno.

Khodirin, salah seorang anggota pengrajin tahu tempe di Kendal berharap, kesepakatan harga jual kedelai ini berdampak positif terhadap stabilitas harga tahu dan tempe, karena gejolak harga ini merugikan produsen tahu tempe.

Tentunya ini merupakan suatu harapan yang baik, dia berharap gerakan stabilitas pasokan dan harga kedelai ini bisa memberikan dampak positif bagi kelangsungan produksinya.

KEYWORD :

stabilisasi harga kedelai kementerian pertanian agung hendriadi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :