Kamis, 25/04/2024 05:18 WIB

Reshuffle Kabinet: Kepiawaian Jokowi Taklukkan Prabowo-Sandi

Strategi Presiden Jokowi dalam menyusun kabinet sebagai bentuk kepiawaian politik dalam menaklukkan rivalnya di Pilpres 2019. Jokowi tampak terlihat cerdik dan pandai bersiasat dalam melakukan reshuffle kabinet.

Ilustrasi Reshuffle Kabinet Presiden Jokowi

Jakarta, Jurnas.com – Strategi Presiden Jokowi dalam menyusun kabinet sebagai bentuk kepiawaian politik dalam menaklukkan rivalnya di Pilpres 2019. Jokowi tampak terlihat cerdik dan pandai bersiasat dalam melakukan reshuffle kabinet.

Demikian disampaikan pengamat politik dari Universitas Negeri Semarang, Cahyo Seftyono, kepada wartawan, Kamis (7/1). Menurutnya, ibarat pertandingan sepak bola, Jokowi menang 2-0 dengan lawan politiknya Prabowo-Sandiaga Uno.

"Kepiawaian Jokowi menaklukkan rival tangguhnya dalam pilpres 2019 yang lalu, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno merupakan contoh gamblang,," kata dosen Kebijakan Publik ini.

"Sesumbar Prabowo bahwa dirinya akan timbul-tenggelam bersama rakyat, dan kata-kata manis Sandi bahwa dia tak tertarik masuk kabinet, sirna sudah. Keduanya kini melempar handuk, duduk manis dengan baju putih, menjadi bawahan langsung Jokowi," sindirnya.

Cahyo mengingatkan, betapa kerasnya cercaan kedua tokoh itu terhadap Jokowi dalam Pilpres 2019 lalu. Tapi, hanya dalam setahun, kata-kata tajam mereka berubah menjadi pujian dan sanjungan kepada Presiden Jokowi.

"Banyak orang kini risih mendengar sanjungan Prabowo pada Jokowi," ungkap Cahyo yang sering meneliti isu-isu politik lokal itu.

Ia menilai, dengan gaya yang khas dan tenang, Jokowi memainkan strategi `memangku lawan` dengan memberi pangkat atau jabatan sehingga lawannya senang.

"Seolah-olah seperti diangkat tapi sebenarnya dijatuhkan," kata Cahyo.

Dalam analisa Cahyo, masuknya Prabowo dan Sandi ke Kabinet Jokowi ini membuat keduanya kalah dua kali. Pertama, Prabowo-Sandi dikalahkan Jokowi pada Pilpres 2019. Kalau hanya ini, kata Cahyo, kedua tokoh politik ini bisa saja maju lagi di tahun 2024, apalagi Jokowi tak lagi jadi rival.

"Prabowo dan Sandi dianggap ingkar janji, mengkhianati para pendukungnya, yang dulu berjuang habis-habisan. Mereka bilang berjuang untuk rakyat, tapi ujungnya hanya untuk kepentingan pribadinya. Karakter Prabowo dan Sandi jatuh dan hancur, oleh perbuatan mereka sendiri," tegasnya.

Meski demikian, Cahyo tidak tahu pasti apakah manuver Jokowi menjadikan Prabowo dan Sandi sebagai menteri untuk memperkuat basis dukungan terhadapnya, atau memang untuk menghancurkan karakter dan nama baik bekas penantangnya itu.

Dalam amatan Cahyo, para pendukung Prabowo-Sandi yang besarnya sekitar 45 persen dari total pemilih pilpres 2019 tidak serta merta berbalik mendukung. Yang jelas, kata Cahyo, Jokowi berhasil mengalahkan suara Prabowo-Sandi dalam Pilpres dan kini berhasil meruntuhkan reputasi keduanya dimata para pendukungnya.

"Apapun yang ada dalam pikiran pak Jokowi, maupun pak Prabowo dan Sandi, yang jelas saat ini Jokowi menang lagi dan Prabowo-Sandi kalah lagi. Kalah dua kali. Selamat Pak Jokowi,” demikian Cahyo.

KEYWORD :

Presiden Jokowi Kabinet Indonesia Maju Reshuffle Kabinet Prabowo-Sandi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :