Sabtu, 20/04/2024 15:13 WIB

Mentan Syahrul: Butuh 200 Hari Lipatgandakan Produksi Kedelai Nasional

Kendati demikian, mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu, belum dapat menjanjikan seberapa besar produksi yang bisa dihasilkan untuk bisa menambal kebutuhan kedelai impor yang tengah mengalami kenaikan harga tersebut.

Produk kedelai AS (Foto: Reuters)

Jakarta, Jurnas.com - Harga kedelai impor melambung tinggi sejak pandemi virus corna (COVID-19). Akibatnya para perajin tahu dan tempe di dalam negeri terpaksa harus meningkatkan harga jual karena bahan baku kedelai yang lebih mahal.

Menyikapi hal itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan akan melipatgandakan produksi kedelai nasional untuk mengatasi masalah klasik tersebut. Upaya peningkatan itu akan dilakukan dalam dua kali musim.

"Ini membutuhkan 100 hari minimal kalau pertanaman. Kita dua kali 100 hari, ini bisa kita sikapi secara bertahap sambil menyiapkan agenda seperti apa mempersiapkan ketersediaannya," kata Mentan Syahrul usai Rapat Koordinasi dan MoU pengembangan serta pembelian kedelai nasional di Kantor Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Jakarta, Senin (4/1).

Kendati demikian, mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu, belum dapat menjanjikan seberapa besar produksi yang bisa dihasilkan untuk bisa menambal kebutuhan kedelai impor yang tengah mengalami kenaikan harga tersebut.

"Saya tidak mau bicara angka, tapi dengan langkah cepat Kementerian Pertanian (Kementan) hari ini bersama integrator dan pengembangan kedelai kita coba lipat gandakan kekuatan," ujarnya.

Mengutip data yang tersedia, produksi kedelai di Indonesia terakhir tahun 2018 diprediksi mencapai 982,5 ribu ton. Adapun rata-rata kebutuhan nasional per tahun berkisar 3 juta ton.

KEYWORD :

Produksi Kedelai Lokal Kedelai Impor Harga Kedelai Tempe Tahu




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :