Rabu, 24/04/2024 17:40 WIB

Iran Kerja Sama Kuba Produksi Vaksin Virus Corona

Teknologi produksi vaksin gabungan antara Iran dan Kuba adalah Subunit dan teknologi ini akan ditransfer ke Iran selama kerja sama bersama.

Bendera kebangsaan Iran. (Foto: Leonhard Foeger/Reuters)

Teheran, Jurnas.com - Kerja sama Iran dengan Kuba dalam memproduksi vaksin virus corona (COVID-19) adalah salah satu prioritas Teheran setelah alternatif lain seperti membeli dari negara asing dan partisipasi dalam program COVAX Organisasi Kesehatan Dunia.

Juru bicara Badan Pengawas Obat dan Makanan Iran (IFDA), Kianoush Jahanpour mengatakan hal itu pada Jumat (1/1) saat menjelaskan berbagai langkah Negeri Para Mullah untuk penyediaan vaksin COVID-19.

"Kemungkinan, vaksin COVID-19 pertama yang tiba di Iran melalui pembelian langsung dari negara asing, diikuti dengan kuota Iran dari keranjang COVAX, kemudian produksi bersama Institut Pasteur Iran dengan perusahaan Kuba, dan kemudian vaksin Iran," kata Jahanpour dalam wawancara dengan IRNA.

Jahanpour menyoroti kerja sama bersama antara Teheran dan Havana dalam produksi vaksin COVID-19 dan mengatakan pengujian dan uji coba sedang berlangsung dalam tiga tahap.

"Uji coba klinis manusia tahap pertama dari vaksin COVID-19 telah berhasil dilakukan di Kuba, tahap kedua uji klinis manusia saat ini sedang dilakukan di bawah pengawasan Institut Pasteur Iran di Kuba, dan memberikan keberhasilan tahap kedua. Tahap tiga studi berbasis manusia, seperti yang diumumkan kepala Institut Pasteur Iran akan dilakukan di Iran pada bulan terakhir tahun ini," kata Jahanpour.

Juru bicara IFDA mengatakan teknologi produksi vaksin gabungan antara Iran dan Kuba adalah Subunit dan teknologi ini akan ditransfer ke Iran selama kerja sama bersama.

Vaksin subunit terdiri dari protein atau komponen glikoprotein dari patogen yang mampu menginduksi respon imun pelindung dan dapat diproduksi oleh teknologi DNA biokimia atau rekombinan konvensional.

Pada Selasa (29/12), Iran memulai tahap pertama dalam uji coba vaksin COVID-19 pada manusia setelah berhasil menyelesaikan langkah-langkah awal, termasuk pengujian pada hewan, dan mendapatkan persetujuan yang diperlukan.

Vaksin tersebut, yang dijuluki Coviran Barekat dan diproduksi oleh para ahli Iran di Markas Besar Pelaksana Perintah Imam Khomeini, diberikan kepada tiga sukarelawan pada sebuah upacara di Teheran.

Iran melaporkan kasus pertama COVID-19 pada pertengahan Februari 2020, segera menjadi pusat penyebaran virus mematikan dengan cepat, menjadikan negara itu salah satu negara yang paling terpukul di kawasan itu.

Iran berada di bawah sanksi ilegal dan tidak manusiawi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat (AS), yang telah menghambat aksesnya ke peralatan medis dan obat-obatan, dan mempersulit proses impor vaksin dari negara lain.

KEYWORD :

Vaksin Iran Iran kerja sama Kuba Pandemi COVID-19




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :