Kamis, 25/04/2024 21:45 WIB

AS Tawarkan Miliaran Dolar kepada Indonesia untuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Agensinya dapat menggandakan portofolio satu miliar dolar saat ini jika Indonesia mengembangkan hubungan dengan Israel.

Seorang anak lelaki Palestina duduk di kursi dengan bendera kebangsaannya menyaksikan pihak berwenang Israel menghancurkan bangunan sekolah di desa Yatta, selatan kota Hebron, Tepi Barat. (Foto/ AFP). (Foto/ AFP)

Washington, Jurnas.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump terus menekan lebih banyak negara agar menormalisasi hubungan dengan Israel, kali ini dengan menggunakan investasi keuangan untuk memaksa Indonesia menjalin hubungan dengan Israel.

Perusahaan Keuangan Pembangunan Internasional (DFC), sebuah badan pemerintah yang berinvestasi di luar negeri, mengumumkan pada Senin (21/12) bahwa Indonesia dapat membuka miliaran dolar dalam pembiayaan tambahan AS jika bergabung negara-negara Muslim lainnya menjalin hubungan dengan Tel Aviv.

Kepala eksekutif DFC, Adam Boehler, mengatakan dalam sebuah wawancara di King David Hotel di Yerusalem al-Quds bahwa agensinya dapat menggandakan portofolio satu miliar dolar saat ini jika Indonesia mengembangkan hubungan dengan Israel.

"Kami sedang membicarakannya dengan mereka," kata Boehler seperti dilansir dari Press TV. "Jika mereka siap, mereka siap dan jika mereka siap maka kami akan dengan senang hati mendukung secara finansial lebih dari apa yang kami lakukan."

Pejabat itu juga mengatakan tidak akan terkejut jika pendanaan DFC ke Indonesia, negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, diberikan tambahan satu atau dua miliar dolar lagi.

Pekan lalu, pemerintah Indonesia menepis tuduhan media Israel bahwa Jakarta berusaha menjalin hubungan diplomatik dengan rezim Tel Aviv.

Surat kabar harian berbahasa Inggris Israel, The Jerusalem Post, mengutip sumber diplomatik yang tidak disebutkan namanya melaporkan bahwa Oman dan Indonesia dapat menjadi antrean berikutnya untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel dalam beberapa minggu mendatang.

Kelompok Islam Indonesia dan LSM pro-Palestina mengutuk kesepakatan normalisasi baru-baru ini antara beberapa negara Arab dan Israel.

Para pemimpin AS dan Israel telah mendorong lebih banyak negara untuk bergabung dalam perjanjian normalisasi dengan Israel selama beberapa bulan terakhir, termasuk dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko.

Pemerintah di Washington juga menyatakan optimisme bahwa Oman dan Arab Saudi juga akan bergabung dalam kesepakatan tersebut.

Israel dan Maroko pada 10 Desember sepakat menormalkan hubungan, menjadikan negara Afrika Utara itu negara Arab keempat sejak Agustus yang mencapai kesepakatan dengan Israel. Yang lainnya adalah Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Sudan.

Pada 15 September, Trump menyelenggarakan upacara Gedung Putih, di mana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menandatangani perjanjian normalisasi dengan Menteri Luar Negeri Emirat Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan dan Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif al-Zayani.

Trump kemudian mengumumkan pada 23 Oktober di Gedung Putih bahwa Sudan dan Israel juga setuju untuk menormalkan hubungan.

Kesepakatan normalisasi telah menuai kecaman luas dari warga Palestina, yang mencari negara merdeka di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diduduki, dengan Yerusalem Timur al-Quds sebagai ibukotanya. Mereka mengatakan kesepakatan itu mengabaikan hak mereka dan tidak melayani kepentingan Palestina.

KEYWORD :

Amerika Serikat Donald Trump Indonesia normaliasai hubungan Israel-Indonesia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :