Kamis, 18/04/2024 16:56 WIB

Menangi 17 dari 21 Pilkada di Jateng dan DIY, Patjul: Banteng Selalu Dalam Barisan

Kekuatan utama adalah mengorganisir rakyat. Mendekatlah ke rakyat

Bambang Patjul

Jakarta, Jurnas.com - Prinsip ojo pedhot oyot, yang artinya jangan tercerabut dari akar jati diri kita, ternyata telah dibuktikan di lapangan. Sehingga kemenangan di Jawa Tengah dan Yogyakarta adalah kemenangan rakyat Marhaen, meneguhkan sebagai kandang banteng.

Ketua DPD PDIP Jawa Tengah merangkap Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pemenangan Pemilu, Bambang `Patjul` Wuryanto menjelaskan, berdasarkan quick count dan laporan Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN), PDI Perjuangan memenangkan 17 dari 21 daerah yang melaksanakan pilkada serentak 2020 di Jawa Tengah.

"Target dari kongres partai adalah kemenangan di 60 persen pilkada atau sekitar 15 pilkada di Jawa Tengah. Faktanya, dengan 17 daerah, artinya melebihi target tersebut," kata Patjul.

Hal ini, lanjutnya, mengukuhkan Jawa Tengah sebagai kandang banteng yang tak tercerabut dari akarnya.

"Kami di Jateng punya adagium `Banteng selalu dalam barisan. Kalau tidak dalam barisan, namanya celeng (babi hutan, red). Banteng tanduknya di kepala buat bertempur kalau ada bahaya. Celeng tanduknya di mulut atau siyung, untuk mencari makan. Jadi kalau ada banteng tidak tegak lurus instruksi Ibu ketua umum, maka mereka itu celeng, jelas bukan banteng...!" Tukas Patjul.

Ia juga melaporkan, salah satu kemenangan di Jateng yang cukup heroik adalah di pilkada Kabupaten Pekalongan. Di sana, PDI Perjuangan mengusung pasangan Fadia bersama Riswadi, kader murni partai yang sebelumnya menjabat Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan.

Selama ini, jelas Patjul, Pekalongan selalu sulit untuk dimenangkan. Dari 35 kursi DPRD setempat, PDI Perjuangan hanya bisa memenangkan 5 kursi saja.

"Kita bertempur habis-habisan di situ. Akhirnya kota santri dimenangkan oleh kader PDI Perjuangan," paparnya.

Bagaimana dengan Daerah Istimewa Yogyakarta? ada tiga pilkada dilaksanakan. Dan ada dua dimenangkan PDI Perjuangan, yaitu di Sleman dan Bantul. Sedangkan pertarungan sengit terjadi di Gunung Kidul.

Di Sleman, kader murni PDI Perjuangan dimana Wakil Ketua DPC Danang Miharsa maju, menjadi pemenang. Adapun di Bantul, Wakil Ketua DPC Joko Purnomo juga menjadi calon dan muncul sebagai pemenang.

"Ini kita rebut kembali keduanya karena dulu sempat lepas. Kami mengucapkan terima kasih kepada warga Yogyakarta. Tak sia-sia”, ujar Nuryadi, Ketua DPP PDIP DIY.

Bambang Patjul menyinggung bagaimana kerasnya pertarungan di Pilkada Jateng, termasuk dengan masifnya isu politik dinasti. Isu-isu negatif banyak coba disebarkan demi upaya mencabut akar Jawa Tengah sebagai Kandang Banteng.

Misalnya isu politik dinasti di Pilwalkot Solo. Namun pilkada membuktikan bahwa isu itu tak mempan bagi warga Kandang Banteng.

"Kalau dinasti kalau seperti Raja Jogja. Kalau pilkada seperti Mas Gibran ini kan pilihan rakyat. Kalau dia jelek, pasti gak bakalan dipilih. Dan angka raihannya tak sampai setinggi itu. Yang datang ke TPS juga tinggi hingga 70,71 persen. Perolehannya 86,7 persen. Artinya tingkat legitimasinya tinggi. Jadi Mas Gibran terpilih secara legitimate," kata Patjul.

Adapun Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, kemenangan para kader murni PDI Perjuangan di Pilkada Jawa Tengah dan Yogyakarta adalah sebuah tanggung jawab besar untuk mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih, serta menyejahterakan rakyat.

Kata Hasto, Pak Jokowi sudah menunjukkan bagaimana bekerja dengan baik. Saat menjadi wali kota, beliau memperbaiki ekonomi yang rontok. Pasar tradisional diperbaiki. Daerah Laweyan yang merupakan sentra batik yang pemiliknya rata-rata Masyumi Islam dibantu.

"Kepemimpinan yang baik akan menghasilkan legitimasi yang kuat di mata rakyat sehingga pada pilkada 2010, Pak Jokowi terpilih dengan raihan 90 persen," jelasnya.

Pada bagian akhir, Hasto menyampaikan pesan Bung Karno, tak ada perjuangan yang sia-sia. Senjata paling hebat menjadi pemimpin adalah menyatu dengan kekuatan rakyat. Itulah strategi utama.

"Prinsip ini pun selalu disampaikan Ibu Megawati. Apapun isu negatif yang disampaikan seperti isu dinasti politik, Ibu Mega selalu menyerukan bahwa kekuatan utama kita adalah mengorganisir rakyat. Mendekat lah ke rakyat," tuntas Hasto.

KEYWORD :

Pilkada 2020 Bambang "Patjul" Wuryanto Jawa Tengah Hasto Kristiyanto




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :