Rabu, 24/04/2024 21:49 WIB

Wamendag Bertekad Lawan Kampanye Negatif Eropa soal Sawit

Menurut Wamendag, perdagangan sawit strategis bagi Indonesia. Karena bersama Malaysia, Indonesia menjadi negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia.

Kelapa Sawit (Foto: Doknet)

Jakarta, Jurnas.com - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga bertekad untuk terus melakukan kampanye positif sawit, yang selama ini menjadi komoditas andalan Indonesia.

Menurut Wamendag, perdagangan sawit strategis bagi Indonesia. Karena bersama Malaysia, Indonesia menjadi negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia.

"Informasi mengenai sawit tidak berimbang, lebih banyak dibentuk oleh kampanye negatif. Ada beberapa hal yang tidak pas atau tidak mencerminkan realita dan peluang besar sawit itu sendiri," ujar Wamendag pada Selasa (8/12) dalam Webinar Agroevaolution bertajuk Sustainable Palm Oil For Better Future.

"Karena itu, kami bertekad untuk terus lanjutkan kampanye positif agar informasi mengenai sawit lebih berimbang dan sawit tetap berperan sebagai industri strategis Indonesia," lanjut dia.

Jerry memaparkan, dalam perspektif perdagangan luar negeri, sawit memberikan kontribusi signifikan bagi ekspor Indonesia. Pada 2019, ekspor kelapa sawit, crude palm oil (CPO) dan produk turunannya yang membukukan US$21,79 miliar menyumbang 12,1 persen terhadap total ekspor non-migas, atau sebesar 11,2 persen terhadap total ekspor Indonesia.

Tahun ini, kontribusi sawit meningkat. Sepanjang periode Januari–September 2020, ekspor kelapa sawit, CPO dan turunannya mencapai US$14,05 miliar atau berkontribusi terhadap ekspor nonmigas sebesar 12,63 persen.

Sawit juga merupakan sektor padat karya (labor intensive) sehingga membantu menciptakan banyak lapangan kerja. Saat ini, industri sawit menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 5,3 juta orang atau sejumlah 21,2 juta anggota keluarga yang hidup dari sawit.

Lebih lanjut Jerry mengatakan, isu sentral yang sering dialamatkan ke industri sawit adalah isu lingkungan. Faktanya, sawit adalah industri minyak nabati yang paling efisien dibandingkan minyak nabati yang lain.

Sebagai perbandingan, dalam penggunaan lahan, satu hektar sawit sama dengan 5-6 hektar bunga matahari yang saat ini dimanfaatkan sebagai minyak nabati di Eropa. Selain itu, Indonesia juga sudah berkomitmen untuk menjaga hutannya.

Dia menyebut banyak negara Eropa yang saat ini menyisakan lahan hutan sebesar 11 persen, sementara Indonesia jauh lebih besar dari itu.

Menurut Jerry, komitmen lingkungan Indonesia juga terus diperbaharui dalam industri sawit. Indonesia punya standarisasi ISPO dan RSPO. Indonesia juga terus memenuhi standardisasi lingkungan di negara-negara tujuan.

"Fakta-fakta itu harus diinformasikan secara baik ke publik sehingga perspektif publik menjadi makin positif. Dan itu harus dilakukan secara massif ke berbagai segmen, baik pembuat kebijakan, kelompok pejuang lingkungan dan dunia pendidikan," tegas dia.

Dampak lingkungan kelapa sawit, lanjut Jerry, juga ada dalam peluang pengembangan energy hijau. Saat ini Indonesia tengah menjalankan program penggunaan biodiesel secara bertahap mulai dari B20, B30 hingga mencapai biodiesel secara keseluruhan.

Dengan begitu diharapkan terjadi alih sumber energi secara massif dari energi tak terbarukan menjadi energi yang terbarukan.

Saat ini Indonesia tengah menghadapi gugatan biodiesel sawit dari Uni Eropa di WTO. Wamendag Jerry Sambuaga adalah pemimpin Tim Perundingan beberapa waktu lalu di Jenewa.

Ia juga memimpin tim untuk melakukan pembicaraan intensif baik dengan parlemen Uni Eropa maupun negara-negara strategis di Eropa. Saat ini perkara sudah mulai masuk dalam tahap pembentukan panel. Melihat jalannya perkara di WTO, Jerry sangat optimistis Indonesia menang.

"Landasan gugatan Uni eropa tak kuat. Itu sudah kita uji dalam sidang konsultasi Januari lalu. Jadi optimis kita akan menang di tingkat panel," tandas Jerry.

KEYWORD :

Kelapa Sawit Uni Eropa Wamendag Jerry Sambuaga




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :