Jum'at, 26/04/2024 03:49 WIB

Muhammadiyah Minta Jokowi Bentuk Tim Independen Usut Penembakan 6 Anggota FPI

Dalam keterangan persnya, Muhammadiyah meminta Presiden Joko Widodo agar membentuk tim independen untuk mengusut penembakan yang dilakukan oleh aparat kepolisian itu.

Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM, Busyro Muqoddas

Jakarta, Jurnas.com - Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM, Busyro Muqoddas buka suara terkait aksi penembakan yang menewaskan 6 orang anggota Front Pembela Islam (FPI) pada Senin 7 Desember, dipukul 00.30 WIB di ruas Tol Jakarta-Cikampek KM 50.

Dalam keterangan persnya, Muhammadiyah meminta Presiden Joko Widodo agar membentuk tim independen untuk mengusut penembakan yang dilakukan oleh aparat kepolisian itu.

"Perlu dilakukan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) atau Tim Independen yang sebaiknya dibentuk khusus oleh Presiden untuk mengungkap secara jelas duduk perkara kejadian
sebenarnya," kata Busyro, Selasa (8/12).

Dimana, pembentukan tim independen ini bukan hanya untuk menguak kasus penambakan terhadap anggota FPI saja, tetapi melakukan investigasi kepada seluruh kasus yang mengakibatkan meninggalnya warga negara dengan senjata api oleh aparat penegak hukum.

Sehingga, dapat menjadi evaluasi kepatutan penggunaan senjata api oleh petugas keamanan terhadap warganera di luar ketentuan hukum yang berlaku.

"Pembentukan Tim Independen seyogyanya diberikan mandat untuk menguak semua peristiwa di Indonesia dengan melakukan investigasi dan pengungkapan seluruh penggunaan kekerasan dengan senjata api oleh Aparat Penegak Hukum, Polisi dan atau Tentara Nasional Indonesia diluar tugas selain perang," ucapnya.

Selain itu, Busyro juga berharap agar Tim Independen itu beranggotakan unsur lembaga negara. Seperti, Komnas HAM dan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, unsur masyarakat, unsur profesi dalam hal ini Ikatan Dokter Indonesia.

Dalam kesempatan itu, pihak Muhammadiyah juga mendesak pihak kepolisian untuk melakukan evaluasi terhadap SOP secara terbuka dan transparan kepada piblik.

Dimana, Busyro meminta untuk menyerahkan seluruh dokumen penyelidikan keoada Komnas HAM atau tim Independen guna ditimbang. Agara penerapan prosedur penyelidikan yang dilakukan itu benar, tepat dan terukur sesuai SOP yang berlaku dalam penugasan semacam itu.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengungkap telah terjadi penyerangan kepada anggota kepolisian saat  tengah melakukan penyelidikan pada pukul 00.30 WIB di ruas Tol Jakarta-Cikampek KM 50.

Penyelidikan tersebut terkait dengan adanya informasi pengerahan massa akibat adanya pemeriksaan terhadap Muhammad Rizieq Shihab (MRS) yang dijadwalkan pada hari ini.

"Tadi pagi sekitar pukul 00.30 WIB di Jalan Tol Jakarta - Cikampek KM 50 telah terjadi penyerangan kepada anggota polri yang melaksanakan tugas lidik terkait pemeriksa MRS yang dijadwalkan berlangsung hari ini jam 10.00 WIB," ujar Fadil di Polda Metro Jaya Jakarta, Senin (7/20).

Menurutnya, informasi pengerahan massa itu beredar dari berbagai sumber termasuk berita melalui WA group bahwa akan ada pengerahan kelompok massa untuk mengawal pemeriksaan MRS di Polda Metro Jaya.

"Berkaitan hal tersebut kami Polda Metro Jaya melakukan penyelidikan kebenaran informasi tersebut dan ketika anggota Polda Metro Jaya mengikuti kendaraan yang diduga adalah pengikut MRS," ujarnya

Dimana, saat tim kepolisian mengikuti kendaran dari pengikut dari MRS, kendaraan petugas dipepet dan diberhentikan oleh dua kendaraan lainnya

Pengikut MRS yang berjumlah 10 orang itu nelakukan perlawanan dengan menodongkan senjata api dan senjata tajam berupa samurai, celurit kepada anggota.

Karena membahayakan keselamatan jiwa petugas, terpaksa melakukan tindakan tegas dan terukur sehingga enam diantara pengikut MRS tewas ditembak, sementara 4 orang lainnya melarikan diri.

"Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang, kemudian melakukan tindakan tegas dan terukur sehingga terhadap kelompok yang diduga pengikut MRS yang berjumlah 10 orang, meninggal dunia sebanyak 6 orang," ucap Fadil.

KEYWORD :

Muhammadiyah Jokowi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :