Selasa, 23/04/2024 17:05 WIB

Covid-19 Makin Parah, Barikade`98 Dukung Satu Data Vaksinasi Ala Erick Thohir

Satu data vaksinasi adalah cara yang dibangun pak Erick untuk mencegah penyalahgunaan vaksin covid-19

Jakarta, Jurnas.com - Salah satu deklarator Barisan Rakyat Indonesia Kawal Demokrasi 1998 (Barikade`98) Hengki Irawan, mengajak semua masyarakat untuk kompak dalam menyukseskan program Vaksinasi Nasional untuk penghentikan laju pandemi Covid-19 yang penularannya saat ini semakin parah.

Hengki mengingatkan bahwa keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi, sehingga tiap-tiap individu rakyat Indonesia harus tetap disiplin menjaga protokol kesehatan, tidak boleh lengah jalankan 3 M (menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan dgn deterjen) ditambah pola hidup sehat.

"Mari kita dukung upaya pelindungan rakyat dari pandemi global covid-19 oleh pemerintah, dalam hal ini Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di masa pandemik," ujar Hengki, Jumat (4/12/2020).

Seperti kita ketahui bersama, lanjut Hengki, Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional ( KPCPEN) Erick Tohir mengungkapkan pentingnya satu data vaksinasi, salah satunya untuk mencegah munculnya oknum yang ingin menyalahgunakan vaksin Covid-19 untuk dijual mahal kepada Masyarakat.

"Satu data vaksinasi adalah cara yang dibangun pak Erick untuk mencegah penyalahgunaan vaksin covid-19," jelas Hengki.

Barikade 98, tegas Hengki, mengapresiasi dan memberi dukungan pada dua jalur program vaksinasi. Yakni:

Pertama adalah jalur pemerintah yakni vaksinasi diberikan secara gratis untuk tenaga medis, aparat hukum, tokoh agama, tenaga pendidik, aparatur pemerintah pusat sampai daerah, hingga peserta BPJS penerima bantuan subsidi.

Jalur yang kedua yakni, jalur mandiri.
Vaksinasi berbayar untuk masyarakat berusia 19-59 tahun sebanyak 57 juta orang dengan kebutuhan vaksin 115 juta dosis.

"Kementerian BUMN bersama Telkom dan Biofarma sedang terus mengerjakan insfrastruktur daftar vaksin mandiri secara digital melalui aplikasi yang mudah di akses Rakyat," tutur Hengki.

Sejak awal request masuk, lanjut Hengki, pak Erick Thohir menyebut bahwa sudah bisa memetakan daerah-daerah mana saja yang akan divaksinasi, distribusinya sejak awal sudah tercantum barcode jadi tidak mungkin kirim 100 vaksin ke Bandung (misalnya), tidak ada nama orang yang akan divaksin.

Menurut Hengki, tujuan satu data vaksinasi, akan menjadi kerja-kerja yang terukur dan bisa dikawal secara bersama-sama. Dimulai dengan mengintegrasi data dari berbagai sumber menjadi satu data. Lalu menyaring data individu penerima vaksin prioritas.

"Kemudian membangun aplikasi pendaftaran vaksin baik program pemerintah maupun mandiri, diselaraskan dengan kerja memetakan data suplai dan distribusi vaksin agar presisi dengan lokasi vaksin," jelasnya.

Dengan cara ini, papar Hengki, maka akan dapat dicegah adanya pihak yang tidak mendapatkan vaksin atau dobel vaksin. Dengan begitu, vaksinasi bisa tepat sasaran, sekaligus mencegah timbulnya wilayah abu-abu yang berpotensi memunculkan oknum yang menyalahgunakan vaksin untuk dijual mahal.

"Kita juga bisa seiring sejalan dalam monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan vaksinasi," tandas Hengki.

Program vaksinasi memang sangat dinanti-nanti, lantaran jumlah kasus baru pandemi covid-19 terus naik. Bahkan pada Jumat, 4 Desember 2020, Indonesia ada di posisi 21 dengan jumlah positif 557.877 kasus, 17.355 orang meninggal dunia dan 462.553 orang sembuh.

Hal ini terjadi karena Indonesia mencatat penambahan kasus hingga 8.369 positif Corona pada Kamis (3/12/2020) dan angka ini adalah yang tertinggi sejak virus Corona menyebar di Indonesia. Kasus aktif tercatat sebanyak 77.969 orang atau 14 persen dari yang terkonfirmasi.

Penambahan tertinggi kasus harian tersebut berasal dari provinsi Papua, yakni sebanyak 1.755 kasus dan menambahkan jumlah kumulatifnya menjadi 11.879 kasus. Serta Jawa Barat yang menambahkan 1.648 kasus.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyebutkan, tingginya penambahan kasus pada dua provinsi tersebut berkaitan dengan upaya pemerintah meningkatkan interoperabilitas data Covid-19.

Sistem yang selama ini digunakan untuk data Covid-19 di Kementerian Kesehatan, tengah dioptimalisasi untuk mensinkronkan data pusat-daerah.

"Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, pada hari ini terdapat penambahan kasus yang sangat signifikan, yaitu sebesar 8.369 kasus. Angka yang sangat tinggi ini salah satunya disebabkan karena sistem yang belum optimal," ujar Wiku.

KEYWORD :

Covid-19 Hengki Irawan Barikade `98 Vaksinasi Erick Thohir




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :