Rabu, 24/04/2024 12:24 WIB

Inggris Negara Pertama Setujui Penggunaan vaksin Pfizer dan BioNTech

Pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson mengundang kritik atas penanganannya terhadap krisis COVID-19 karena Inggris merupakan negara yang menghadapi kematian tertinggi di Eropa.

Vaksin virus corona baru (COVID-19) buatan Pfizer. (Foto: Reuters)

London, Jurnas.com - Pemerintah Inggris menjadi negara barat pertama di dunia yang menyetujui pengunaan darurat vaksin Pfizer dan BioNTech untuk mencegah infeksi COVID-19, mendahului Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Vaksin itu akan diluncurkan mulai awal pekan depan.

Pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson mengundang kritik atas penanganannya terhadap krisis COVID-19 karena Inggris merupakan negara yang menghadapi kematian tertinggi di Eropa.

"Pemerintah hari ini telah menerima rekomendasi dari Badan Pengatur Obat dan Produk Kesehatan (MHRA) independen untuk menyetujui vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech untuk digunakan," kata pemerintah, seperti dilansir Reuters.

Inggris memuji persetujuan itu sebagai kemenangan global dan secercah harapan baik di tengah kesuraman ketika negara-negara besar berlomba untuk menyetujui serangkaian vaksin dan menyuntik warganya.

"Saya jelas sangat senang dengan berita itu, sangat bangga bahwa Inggris adalah tempat pertama di dunia yang memiliki vaksin resmi secara klinis," kata Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock.

Ia menambahkan bahwa Inggris mengharapkan "jutaan dosis" pada akhir tahun ini.

China telah memberikan persetujuan darurat untuk tiga vaksin eksperimental dan telah menginokulasi sekitar 1 juta orang sejak Juli. Rusia telah memvaksinasi pekerja garis depan setelah menyetujui suntikan Sputnik V pada Agustus sebelum menyelesaikan pengujian tahap akhir tentang keamanan dan kemanjuran.

Pfizer dan mitranya dari Jerman, BioNTech, mengatakan bahwa vaksinnya memiliki efektifitas 95 persen dalam mencegah penyakit, jauh lebih tinggi dari yang diharapkan.

Pfizer mengatakan otorisasi penggunaan darurat Inggris menandai momen bersejarah dalam perang melawan COVID-19.

"Otorisasi ini adalah tujuan yang telah kami upayakan sejak kami pertama kali menyatakan bahwa sains akan menang, dan kami memuji MHRA atas kemampuan mereka untuk melakukan penilaian yang cermat dan mengambil tindakan tepat waktu untuk membantu melindungi masyarakat Inggris," kata CEO Albert Bourla.

"Saat kami mengantisipasi otorisasi dan persetujuan lebih lanjut, kami fokus untuk bergerak dengan tingkat urgensi yang sama untuk memasok vaksin berkualitas tinggi dengan aman di seluruh dunia," sambungnya.

Regulator obat Inggris menyetujui vaksin dalam waktu singkat. Rekannya di AS akan bertemu pada 10 Desember untuk membahas apakah akan merekomendasikan otorisasi penggunaan darurat vaksin Pfizer / BioNTech dan European Medicines Agency mengatakan dapat memberikan persetujuan darurat untuk suntikan tersebut pada 29 Desember.

"Data yang diserahkan ke badan pengatur di seluruh dunia adalah hasil dari program penelitian dan pengembangan yang ketat secara ilmiah dan sangat etis," kata kepala eksekutif dan salah satu pendiri BioNTech, Ugur Sahin.

Komite vaksin Inggris akan memutuskan kelompok prioritas mana yang akan mendapat suntikan pertama, seperti penghuni panti jompo, staf kesehatan dan perawatan, orang tua dan orang-orang yang secara klinis sangat rentan akan menjadi yang pertama dalam antrean.

Inggris telah menetapkan tiga rute untuk membawa vaksin ke negara itu, sebuah program yang digambarkannya sebagai menantang karena harus dikirim dan disimpan pada suhu minus 70 derajat Celcius atau lebih rendah.

Hancock mengatakan 50 rumah sakit telah didirikan di seluruh Inggris dan sedang menunggu untuk menerima vaksin tersebut.

Pusat vaksinasi besar juga sedang didirikan sekarang, dan pada saatnya nanti pusat kesehatan setempat yang dikenal sebagai dokter umum dan apoteker akan memberikan suntikan kepada masyarakat jika mereka memiliki kemampuan tersebut.

Unsur komunitas kemungkinan akan mengambil peran yang lebih besar jika vaksin saingan dari Universitas Oxford dan AstraZeneca disetujui, karena tidak memerlukan penyimpanan dingin seperti itu dan lebih mudah untuk dikirim, Hancock menambahkan.

Pfizer mengatakan vaksinnya dapat disimpan hingga lima hari pada suhu lemari es standar, atau hingga 15 hari dalam kotak pengiriman termal.

Johnson mengatakan bulan lalu bahwa Inggris telah memesan 40 juta dosis vaksin Pfizer, cukup untuk kurang dari sepertiga populasi karena dua suntikan vaksin diperlukan per orang untuk mendapatkan kekebalan. (Reuters)

KEYWORD :

Inggris Vaksin Pfizer Vaksin BioNTech Boris Johnson




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :