Selasa, 16/04/2024 12:50 WIB

Pakai Lagu `Habisi Risma`, PDIP: MA-Mujiaman Gagal Tunjukkan Etika Politik

Merekrut Seno atau Jagad Hariseno adalah langkah panik, karena memang tidak punya rekam jejak unggulan

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini saat penyerahan rekomendasi PDIP di Pilkada Kota Surabaya untuk Eri-Armudji

Surabaya, Jurnas.com - Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Syaiful Hidayat menegasan soliditas tim pemenangan Eri Cahyadi-Armudji di Pilkada Kota Surabaya semakin kuat, justru ketika terus dikepung dan diserang dengan politik pecah belah, serta politik sembako juga anggaran kampanye yang begitu besar.

"Jurus pemecah belah tidak efektif dan itu justru membuktikan rendahnya etika dan moralitas tim kampanye nomor 2. PDI Perjuangan makin solid," kata Djarot, Minggu (29/11/2020).

Politik pecah belah yang dimaksud Djarot, salah satunya ketika pasangan MA-Mujiman merekrut Jagad Hariseno yang tak lain adalah kakak kandung Mantan Wakil Walikota Surabaya, Whisnu Sakti Buana.

"Apa yang dilakukan mereka dengan merekrut Seno atau Jagad Hariseno adalah langkah panik, karena memang tidak punya rekam jejak unggulan," jelas Djarot.

Eks Walikota Blitar ini juga menyebut MA-Mujiaman tidak punya narasi dan program yang membawa kemajuan Kota Surabaya, sehingga hanya bisa menjelek-jelekkan pihak Tri Rismaharini, Eri, dan Armudji.

"Lihat saja Lagu `Habisi Risma`. Yang terjadi malah arus balik dan menguatnya dukungan paslon nomor 1," imbih Djarot yang juga sempat menjabat Gubernur DKI Jakarta.

Senada dengan Djarot, Cucu Bung Karno, Puti Guntur Soekarno mengingatkan bahwa keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengusung Eri Cahyadi - Armudji dilakukan dengan mengedepankan kepentingan rakyat Surabaya, kemajuan kotanya.

"Pak Eri dinilai paling pantas melanjutkan kepemimpinan Risma-Wisnu. Ketika Mas Armudji, sosok senior Partai ditetapkan sebagai calon wakil, maka disitulah kepentingan masyarakat Surabaya dikedepankan," ujar Puti dengan penuh semangat.

Puti yang kini menjabat sebagai Anggota DPR meminta seluruh simpatisan, anggota, dan kader Partai untuk terus berjuang dengan penuh keyakinan bersama rakyat.

"Seluruh simpatisan, anggota, dan kader Partai jangan tolah-toleh. Tetap berjuang untuk menangkan Eri-Armudji. Jangan terpengaruh lawan. Mereka tidak percaya diri," ucap Puti.

"Saya yakin, apa yang disampaikan Saudara Sena tidak banyak pengaruhnya. Kita terus tegak lurus bersama Ibu Megawati untuk kehebatan Surabaya. Mari maju bersama PDI Perjuangan, galang kekuatan rakyat," tambahnya.

PDIP juga memantau apa yang dilakukan Tim Kampanye MA-Mujiaman, termasuk mendaur ulang wawancara Ketua DPD PDIP Jatim, Kusnadi, pada bulan Juli. Hal ini dinilai semakin menambah deretan masalah etika dan moralitas kepemimpinan paslon nomor 2 itu.

Menanggapi itu, Kusnadi menegaskan, politik segala cara telah dimainkan. Apa yang dilakukan kubu MA-Mujiaman, telah merendahkan martabat rakyat Surabaya.

"Seakan-akan bagi mereka, bahwa sepertinya pemimpin itu bisa dibeli dengan uang. Mereka lupa bahwa jurus adu domba, pamer mobil mewah, pamer logistik dan pamer lagu `Habisi Risma` adalah jurus dan strategi kampanye yang jauh dari etika dan moral politik," kata Kusnadi.

"Jiwa kepahlawanan rakyat Surabaya, justru semakin kuat menyatu dengan kepemimpinan Risma, Eri dan Armudji," tuntas Kusnadi.

KEYWORD :

Eri Cahyadi Armudji Pilkada Kota Surabaya Djarot Syaiful Hidayat MA-Mujiman




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :