Rabu, 24/04/2024 01:08 WIB

Menristek Sebut Banyak Hasil Riset Mentok di Laboratorium

Banyak hasil riset yang hanya berhenti di laboratorium, laporan atau prototipe.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang PS Brodjonegoro mendorong hilirisasi riset yang dilakukan oleh semua lembaga peneltian dan pengembangan (Litbang).

Menurut Bambang, banyak hasil riset yang hanya berhenti di laboratorium, laporan atau prototipe. Hal ini bukan karena riset yang tidak berkualitas, namun karena lemahnya kaitan antara dunia penelitian dengan dunia usaha atau industri.

"Salah satu jembatan untuk bisa masuk ke industri adalah dengan pengakuan terhadap kekayaan intelektual," ujar Bambang seusai menyerahkan anugerah di Jakarta, Rabu (18/11).

"Hak paten itu harus berlanjut menjadi industri alias ada yang mau membeli atau mengambil lisensi dari hak paten tersebut, yang kemudian berujung pada produk yang tidak hanya diproduksi secara massal tetapi juga bisa menembus market," tambahnya.

Ia mengapresiasi para peneliti atau dosen yang merancang sejak penelitiannya bahwa paten atau hak intelektual yang akan diajukan adalah sesuatu yang punya prospek di market. Artinya, para peneliti dan dosen harus lebih mendengarkan masukan dari industri.

"Karena itu diskusi antara peneliti dan industri harus difasilitasi dengan baik supaya terjalin hubungan yang erat. Para industri mau lebih ke hulu mau, lebih mengerti peneliti, penelitinya juga harus mau lebih ke hilir, mengerti apa maunya industri. Barulah komunikasi bisa terjalin dengan baik sehingga kemungkinan besar inovasi bisa dilahirkan," jelas Bambang.

Menristek berharap industri mau berinvestasi besar di bidang R&D dalam upaya penciptaan inovasi. Para penerima anugerah juga diharapkan tidak berhenti atau mengendurkan semangat untuk melakukan riset dan inovasi.

"Justru ini menjadi titik tolak bahwa ke depan, riset dan inovasi harus menjadi arus utama dalam pembangunan di Indonesia," pungkasnya.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian (Kementan), menerima Anugerah Hak Kekayaan Intelektual Produktif dari Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN).

Kepala Balitbangtan, Kementan, Fadjry Djufry menyatakan bahwa pada penghargaan ini, pihaknya hanya mengusulkan paten dari inovasi teknologi yang telah mencapai tahap komersialisasi.

"Paten-paten tersebut telah diproduksi secara massal oleh industri, dan telah tersebar serta digunakan oleh masyarakat," jelasnya.

Anugerah Hak Kekayaan Intelektual Produktif diikuti oleh lebih kurang 290 usulan paten. Selanjutnya, ditetapkan 59 peserta sebagai nominator, sembilan di antaranya adalah paten yang diusulkan Balitbangtan.

Setelah melalui proses seleksi, ada total 26 paten produktif yang menerima Anugerah Hak Kekayaan Intelektual, lima di antaranya paten yang diusulkan Balitbangtan

Kelimanya ialah, Mesin Pemanen Multi Komoditas, Transplanter JARWO Lahan Sawah Kedalaman 60 cm, Formulasi Feromon dan Proses Pembuatannya, Proses Pembuatan Minuman Kesehatan Dari Sari Kulit Buah Manggis, dan Vaksin Bivalen Avian Influenza (AI) H5N1 Subtipe H5N1 dari Strain Virus A/chicken/wesjava/pwt-Wij/2006.

 

 

KEYWORD :

Hasil Riset Mentok di Laboratorium Bambang PS Brodjonegoro




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :