Kamis, 18/04/2024 16:39 WIB

Dari Warung Kopi, Syahrul Bangun Kebijakan Pertanian

Laporan yang diterima dari pejabat Kementerian Pertanian (Kementan) selama ini tidak melulu menjadi pedoman utama dalam mengambil kebijakan.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo saat berdiskusi dengan awak media di salah satu gazebo di sudut taman Kementerian Pertanian (Kementan) pada Selasa 17 November 2020. (Foto: Supi/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo ternyata punya kesan khusus soal warung kopi. Hal itu lantaran sejumlah kebijakannya di sektor pertanian lahir dari ngobrol santai dengan gaya warung kopi.

Hal itu Syahrul ungkapkan saat menyempatkan berdiskusi dengan awak media di salah satu gazebo di sudut taman Kementerian Pertanian (Kementan) pada Selasa (17/11).

"Dari warung kopi, kita bisa membangun kebijakan. Di warung kopi, kita bisa bicara bebas, semua ide bisa keluar. Beda dengan rapat formal yang semua harus diatur, berbicara pun diatur," kata kata Mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu.

Kelebihan berbicara santai ala warung kopi, lanjut Syahrul, adalah setiap orang, bukan hanya pejabat pemerintah, tapi juga wartawan bisa bebas memberikan masukkan. "Artinya, kegiatan pemerintahan juga bisa diatur dari warung kopi," ujar Syahrul.

Syahrul mengatakan bahwa laporan yang diterima dari pejabat Kementerian Pertanian (Kementan) selama ini tidak melulu menjadi pedoman utama dalam mengambil kebijakan.

"Misalnya, jika ada laporan bahwa produksi beras over stok 6-7 juta ton, maka saya harus memastikan langsung ke lapangan. Jangan sampai informasinya produksi beras berlebih, tapi kenyataannya berbeda," ujarnya.

Alasan itulah, Syahrul tetap memantau kegiatan pertanian meski akhir pekan. "Minggu pun saya tetap turun ke lapangan. Saya minta pejabat tidak hanya membuat laporan, tapi juga terjun ke lapangan," ujarnya.

Jika tidak sempat ke lapangan, Syahrul mengatakan akan memantau dari Agricultur War Room (AWR), yang sudah terhubung ke Kostratani di kecamatan untuk berdiskusi langsung dengan penyuluh pertanian dan petani.

"Dari mereka saya bisa mengetahui informasi lapangan," katanya.

Syahrul mengatakan harus menyikapi permasalahan pertanian di tiap daerah dengan pendekatan langsung karena setiap daerah memiliki karakter kebudayaan masing-masing.

"Misalnya kasus mitigasi La Nina. Ada daerah sudah siap menghadapai perubahan iklim, ada juga yang selalu minta bantuan pemerintah pusat. Tapi ada yang dengan sedikit stimulus, ternyata langsung bisa berjalan," kata Syahrul.

KEYWORD :

Warung Kopi Kebijakan Pertanian Syahrul Yasin Limpo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :