Kamis, 25/04/2024 21:05 WIB

Mayoritas Anggota Parlemen Israel Dukung Normalisasi dengan Bahrain

Parlemen Israel memberikan suara untuk normalisasi hubungan dengan Bahrain 

Gambaran umum pertemuan yang diadakan di Knesset Israel pada 3 Oktober 2019 [MENAHEM KAHANA / AFP /

Jakarta, Jurnas.com - Parlemen Israel memberikan suara untuk normalisasi hubungan dengan Bahrain dengan mayoritas anggota parlemen mendukung rencana tersebut.

Enam puluh dua anggota Knesset memberikan suara mendukung normalisasi, sementara 14 dari Daftar Gabungan yang didominasi Arab menentang.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berkata, Israel yang kuat membawa negara-negara Arab lainnya lebih dekat dengannya. Akan ada lebih banyak negara yang akan bergabung dalam lingkaran perdamaian.

"Kesepakatan damai dengan Uni Emirat Arab, Bahrain dan normalisasi dengan Sudan tak jatuh pada kami dari langit," ujar perdana menteri dilansir Middleeast, Kamis (12/11).

"Itu datang dari perubahan kebijakan. Dalam dekade terakhir, pemerintah Israel telah secara sistematis memelihara kekuatan kami dalam hal keamanan, ekonomi, dunia maya, hubungan luar negeri, dan bidang lainnya," tambahnya.

September lalu, Bahrain menandatangani perjanjian normalisasi dengan negara pendudukan Israel bersama dengan UEA.

Kesepakatan tersebut telah menarik kecaman luas dari warga Palestina, yang mengatakan kesepakatan tersebut mengabaikan hak-hak mereka dan tidak melayani kepentingan Palestina.

Kepala Daftar Gabungan Arab Ayman Odeh menyesalkan bahwa Israel merayakan kesepakatan dengan negara-negara Teluk meskipun Palestina tetap tanpa kewarganegaraan. "Tidak akan ada perdamaian tanpa akhir dari pendudukan terkutuk," ujarnya.

Daftar Gabungan juga menentang kesepakatan dengan UEA bulan lalu, meskipun disahkan dengan mayoritas besar.

Menteri Pertahanan Benny Gantz berpidato di depan Knesset menjelang pemungutan suara untuk menyatakan keyakinannya bahwa Presiden terpilih AS Joe Biden akan terus memajukan proses perdamaian di wilayah tersebut.

"Di bawah kepemimpinan Biden, pemerintah AS akan terus menjadi ujung tombak perjanjian tambahan," kata Gantz, mengklaim bahwa Israel akan terus memainkan peran kunci dalam setiap proses untuk membawa stabilitas ke Timur Tengah.

Menteri Luar Negeri Gabi Ashkenazi berterima kasih kepada pemerintah AS, Raja Bahrain Hamad Bin Isa Al-Khalifa dan putra mahkota. Dia juga berterima kasih kepada Menteri Luar Negeri Bahrain, Abdullatif Al-Zayani, "yang akan segera mengunjungi Israel."

Netanyahu menambahkan bahwa ada lebih banyak negara Arab yang membina hubungan dengan Israel secara diam-diam dan mengungkapkan harapan bahwa lebih banyak lagi akan menjadi publik seiring waktu.

"Lingkaran perdamaian akan meluas, dengan stabilitas dan pertumbuhan, menciptakan kekuatan yang berhadapan dengan radikal Islam yang dipimpin oleh Iran," katanya.

KEYWORD :

Parlemen Israel Pemerintah Bahrain Kesepakatan Damai




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :