Rabu, 24/04/2024 09:39 WIB

Nadiem Lanjutkan Program Digitalisasi Sekolah Warisan Muhadjir

Sekolah di wilayah 3T akan diprioritaskan menerima bantuan berupa laptop, proyektor, serta perangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim berkunjung ke Palu, Sulawesi Tengah (Foto: BKHM)

Jakarta, Jurnas.com - Selain penyesuaian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk wilayah 3T, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim juga memastikan pada 2021 mendatang pemerintah akan melanjutkan program digitalisasi sekolah.

Sekolah di wilayah 3T akan diprioritaskan menerima bantuan berupa laptop, proyektor, serta perangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

"Digitalisasi sekolah itu bukan hanya penyediaan sarana TIK tetapi juga mempermudah guru untuk memilih apa yang paling cocok untuk anaknya," terang Mendikbud pada Jumat (6/10).

Program digitalisasi yang akan dimulai tahun depan telah mendapat persetujuan dari Presiden Joko Widodo untuk dikerjakan bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Menurut Mendikbud, Kemenkominfo dalam hal ini akan memenuhi kebutuhan jaringan internet di semua wilayah sasaran.

Sementara itu, Kemdikbud akan memastikan ada alat yang bisa digunakan di setiap sekolah. "Jadi itu yang pasti akan kita dorong untuk tahun depan, digitalisasi sekolah," kata Mendikbud.

Tidak hanya terkait pengadaan alat elektronik, lanjut Mendikbud, pada program digitalisasi sekolah ini rencananya Kemdikbud akan membuat suatu platform di mana para guru bisa dengan mudah mengunduh kurikulum, dan memilih kurikulum dalam bentuk modul-modul sehingga proses pembelajaran akan jauh lebih efisien.

Sementara itu Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Jumeri menjelaskan, untuk tahun depan anggaran untuk digitalisasi sekolah mencapai Rp3 triliun.

Rencananya, setiap sekolah akan menerima 15 laptop dan satu access point. Laptop yang akan diberikan ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan seperti untuk asesmen kompetensi minimun, asesmen nasional, dan praktikum.

"Total dana yang diinginkan untuk digitalisasi sekolah ini sebenarnya mencapai Rp15 triliun namun untuk setiap tahunnya baru bisa dianggarkan Rp3 triliun," tutur Jumeri.

Menurut Mendikbud, dari segi penggunaanya laptop dinilai lebih tahan lama daripada tablet. Selain itu, laptop yang dimiliki sekolah itu dapat digunakan oleh siswa atau guru, serta memiliki fungsi yang lebih banyak.

"Salah satu keunggulan kalau kita beli banyak kita bisa membuat produsen itu memanufakturnya di dalam Indonesia dengan menciptakan pekerjaan. Yang penting itu. Bukan merknya yang penting. Yang penting adalah produksinya disini dan mengerjakan dan ada industri. Jadi itu adalah salah satu alasan kenapa kita beli sekaligus banyak itu bisa membantu produksi di dalam negeri dan mengundang mereka melakukannya," ujar Mendikbud.

Seperti diketahui, program digitalisasi sekolah pertama kali diluncurkan oleh Mendikbud sebelumnya, Muhadjir Effendy pada September 2019 di Kepulauan Natuna. Berbeda dengan Nadiem yang akan membagikan laptop, Muhadjir kala itu membagikan perangkat tablet.

KEYWORD :

Mendikbud Nadiem Anwar Makarim Digitalisasi Sekolah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :